BPBD OKU Perkuat Kesiapan Personil Pasca Bencana

Kepala BPBD OKU Januar Efendi. Foto : Eco--
KORANPALPOS.COM - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), memperkuat kapasitas personel dalam mitigasi penanggulangan pasca bencana alam.
Kepala BPBD OKU Januar Efendi, Jumat 23 Mei 2025 mengatakan bahwa dalam upaya memperkuat mitigasi dan pemulihan pasca-bencana pihaknya mengutus personel untuk mengikuti pelatihan Pendampingan Petugas Pengkajian Kebutuhan Pascabencana (Jitupasna) dan Penyusunan Rencana Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana (R3P).
Pelatihan yang digelar oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Palembang pada Rabu 21 Mei 2025 tersebut diikuti oleh 40 peserta dari BPBD di 17 kabupaten/kota di Sumsel.
"Untuk BPBD OKU ada dua orang personel yang kami utus mengikuti pelatihan Jitupasna dan R3P," katanya.
BACA JUGA:Ketua Komite SMKN 1 Lubuklinggau Minta Oknum Guru AY Diproses Secara Hukum
BACA JUGA:Buntut Aksi Demo Pelajar SMKN 1 Lubuklinggau, Oknum Guru Dinonaktifkan Sementara
Dia menjelaskan, pelatihan tersebut sebagai bentuk kesiapan personel dalam menghadapi situasi pasca-bencana dengan pendekatan yang terukur dan sistematis.
Selain itu, bertujuan juga untuk mencetak sumber daya manusia yang mampu menyusun dokumen perencanaan R3P secara profesional dan berorientasi pada kebutuhan di lapangan.
Sementara Kepala BPBD Sumsel, Muhammad Iqbal Alisyahbana melalui Sekretarisnya, Aksoni, menegaskan pentingnya penyusunan dokumen Jitupasna dan R3P bukan hanya untuk keperluan administratif, tetapi juga sebagai panduan strategis dalam proses pemulihan yang berkelanjutan.
"Ini bukan hanya soal membangun kembali infrastruktur, tetapi juga memulihkan kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat. Penyusunan Jitupasna dan R3P sangat penting agar proses rehabilitasi dan rekonstruksi sejalan dengan rencana pembangunan daerah dan nasional," jelas Aksoni.
BACA JUGA:Diduga Pungli dan Cabul : Begini Modus yang Digunakan Oknum Guru AY
Ia juga menyampaikan apresiasi kepada BNPB atas terselenggaranya pelatihan ini, mengingat tantangan kebencanaan di Sumsel, khususnya kebakaran hutan dan lahan (karhutla), yang kerap terjadi setiap tahun.
“Kami berterima kasih kepada BNPB yang telah menyelenggarakan pelatihan ini. Apalagi sekarang BPBD diwajibkan menyusun R3P. Untuk Sumsel, persoalan karhutla merupakan tantangan paling masif,” ujarnya.