Kemenhut : 7 Daerah di Sumsel Waspada Karhutla Saat Kemarau Panjang !

Tim Satgas BPBD OKU Selatan memadamkan api karhutla di Bumi Agung, Senin (9/9/2024). -Foto : Eco Marleno-

“Langkah awal yang kami tempuh adalah memperkuat patroli terpadu. Fokusnya di titik-titik rawan seperti lahan konsesi, kawasan pinggiran sungai, dan daerah perbatasan hutan tanaman industri (HTI),” kata Ferdian.

Selain patroli darat, pihaknya juga akan kembali mengaktifkan monitoring udara dan teknologi pemantauan hotspot menggunakan sistem satelit LAPAN dan Sipongi untuk memetakan lokasi api sedini mungkin.

Sejumlah daerah, seperti Kabupaten Ogan Ilir dan Musi Banyuasin, juga disebut akan segera menetapkan status siaga darurat karhutla dalam waktu dekat, agar dapat segera mengerahkan personel dan peralatan jika terjadi kebakaran besar.

BACA JUGA:Tergabung Dalam Kloter 17 : JCH Asal Kota Prabumulih Akan Diberangkatkan 23 Mei 2025 !

BACA JUGA:IKADI Prabumulih Resmi Melaunching Majelis Al Qur’an, Dr Aris Priadi: Selaras dengan Visi Misi Wako dan Wawako

Kepala BPBKH juga menekankan pentingnya keterlibatan masyarakat dan perusahaan dalam pencegahan karhutla.

Ia menyoroti praktik lama pembukaan lahan dengan cara dibakar yang masih ditemukan di beberapa desa, terutama di wilayah transmigrasi dan kawasan pinggiran hutan.

“Kami terus melakukan pendekatan edukatif, penyuluhan, dan pelatihan masyarakat peduli api (MPA). Tapi tetap saja, tantangannya adalah kebiasaan lama. Ini bukan hanya soal hukum, tapi juga soal kebudayaan,” ungkapnya.

Ia berharap, pihak perusahaan pemegang izin HTI dan perkebunan sawit juga proaktif dalam menjaga wilayah operasional mereka.

Menurutnya, keterlibatan perusahaan dalam penyediaan alat berat, menara pantau api, dan embung air sangat krusial untuk mempercepat respons jika kebakaran terjadi.

Dari 7 kabupaten yang disebut rawan, OKI dan Muba memiliki jumlah lahan gambut terbesar, dan pernah menjadi lokasi karhutla parah pada tahun 2015 dan 2019. Musibah pada tahun-tahun tersebut menyebabkan ribuan hektare hutan terbakar, kabut asap lintas negara, dan kerugian ekonomi yang sangat besar.

Sementara itu, Kepala BPBD Sumsel, Rosyid Ali, menyatakan bahwa Pemerintah Provinsi Sumsel telah berkoordinasi dengan Kemenhut, TNI, Polri, dan instansi teknis terkait untuk menyiapkan  

“Kita sudah memetakan potensi titik api berdasarkan histori tahun-tahun sebelumnya. Kita juga akan mengaktifkan posko siaga karhutla di kabupaten rawan serta memperkuat koordinasi lintas sektor dan lintas wilayah,” katanya.

Menurut Rosyid, tahun ini Sumsel menargetkan zero victim dan seminimal mungkin luasan lahan terbakar. “Tahun lalu kita berhasil mengendalikan sebagian besar titik api. Tahun ini, tantangannya lebih berat karena kemarau diprediksi lebih panjang. Tapi kita sudah siap,” tegasnya.

Kemenhut bersama pemerintah pusat juga telah mengalokasikan bantuan peralatan dan teknologi deteksi dini karhutla kepada daerah rawan. Bantuan tersebut antara lain berupa:

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan