Peningkatan Kualitas Guru Harus Konsisten dan Berkelanjutan

Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat --Foto: Antara

Ia menegaskan, peningkatan kualitas guru melalui pendidikan formal adalah bagian dari upaya menyelesaikan dua masalah sekaligus: kuantitas dan kualitas. Guru yang lebih berpendidikan akan lebih siap mendidik generasi muda dengan pendekatan yang kontekstual, adaptif, dan inovatif.

Peran Daerah dalam Mendorong Mutu PendidikanRerie juga menekankan pentingnya peran pemerintah daerah dalam menyukseskan program nasional peningkatan kualitas guru. Menurutnya, kebijakan dari pusat tidak akan efektif tanpa dukungan dan eksekusi konkret di tingkat daerah.

BACA JUGA:Stok Beras di Sumsel Meningkat

BACA JUGA:Tekankan Integritas dan Pelayanan Masyarakat

“Pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah harus punya komitmen yang kuat dalam memberi pelayanan pendidikan yang merata dan berkualitas. Ini bukan hanya tanggung jawab Kementerian Pendidikan, tapi tanggung jawab semua pihak, termasuk pemda, DPRD, hingga masyarakat,” ujar Rerie.

Ia menambahkan bahwa pemerintah daerah memiliki posisi strategis dalam mendata kebutuhan guru di wilayahnya, menyosialisasikan program pendidikan lanjutan, dan memberikan dukungan moral maupun administratif bagi para guru yang ingin melanjutkan pendidikan.

Kualitas Guru, Cermin Masa Depan Bangsa Dalam kesempatan itu, Rerie mengingatkan bahwa kualitas pendidikan sangat ditentukan oleh kualitas guru. Oleh karena itu, investasi dalam peningkatan kompetensi guru tidak boleh dilihat sebagai beban, tetapi sebagai investasi jangka panjang bagi kemajuan bangsa.

“Guru adalah arsitek masa depan bangsa. Anak-anak kita tidak hanya perlu diberi ilmu pengetahuan, tapi juga nilai-nilai karakter, etika, dan kemampuan berpikir kritis. Semua itu hanya bisa diajarkan oleh guru yang berkualitas,” katanya.

Ia juga menyoroti pentingnya pelatihan guru dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi, mengingat pendidikan digital kini menjadi bagian tak terpisahkan dari proses pembelajaran. Kurikulum Merdeka yang fleksibel juga menuntut guru untuk lebih kreatif dan reflektif dalam merancang metode pengajaran.

BACA JUGA:Siapkan 18 Hewan Kurban untuk Sumsel

Harapan dan Tanggung Jawab Bersama Berbagai kalangan menyambut baik komitmen pemerintah dan dorongan dari legislatif seperti yang disampaikan oleh Wakil Ketua MPR. Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia (IGI), Muhammad Ramli Rahim, menyebut bahwa program bantuan dana pendidikan bagi guru merupakan kebijakan strategis yang sudah lama ditunggu.

“Kami berharap program ini tidak hanya berhenti di 12 ribu kuota. Masih banyak guru yang membutuhkan bantuan serupa. Dan yang tak kalah penting adalah kemudahan akses serta penghapusan birokrasi yang rumit,” ujarnya.

Sementara itu, Sri Mulyani, seorang guru honorer di daerah pelosok Kalimantan Tengah, menyampaikan harapannya agar sosialisasi program ini bisa menjangkau guru-guru di daerah terpencil.

“Kadang kami tidak tahu ada program-program dari pusat. Kalau tidak ada bantuan dari kepala sekolah atau dinas, ya kami terlewat. Padahal kami sangat butuh,” katanya.

Menatap Masa Depan dengan Optimisme Komitmen untuk meningkatkan kualitas guru adalah pijakan penting menuju sistem pendidikan nasional yang lebih kuat. Dengan program bantuan pendidikan bagi guru non-sarjana, pemerintah telah menunjukkan itikad baik untuk memperbaiki fondasi pendidikan dari akarnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan