Jadi Ladang Subur Para Pengedar

Ilustrasi Narkoba. -Foto : ANTARA -

Sementara itu, sambung dia, pendekatan technology intelligence dengan penguatan kemampuan para analis intelijen untuk menganalisis berbagai data dan informasi dengan dukungan teknologi informasi intelijen atau big data intelligence.

Fenomena Sumsrl yang kembali masuk dalam 10 wilayah prioritas pengawasan Badan Narkotika Nasional (BNN) terkait penyelundupan narkoba memicu keprihatinan warga.

Banyak warga merasa cemas akan masa depan generasi muda jika peredaran narkoba terus merajalela di wilayah mereka.

Rohani, warga Kota Palembang  mengaku, sangat khawatir dengan lingkungan tempat tinggalnya.

“Dulu kami merasa aman, tapi sekarang hampir tiap bulan ada saja penggerebekan. Anak-anak muda yang seharusnya sekolah, malah ikut-ikutan jadi pemakai atau bahkan kurir. Ini sangat meresahkan,” ungkapnya.

Senada dengan itu, Andre,  seorang pemuda asal Banyuasin, berharap aparat hukum benar-benar serius memberantas jaringan narkoba hingga ke akar.

“Kami ini generasi muda yang ingin maju, tapi kalau lingkungan terus diracuni narkoba, sulit rasanya bangkit. Harus ada ketegasan dari pemerintah dan aparat, jangan cuma tangkap kecil-kecilnya saja,” ungkapnya.

Fauzan, warga OKI, menyampaikan pentingnya pendekatan spiritual dan edukasi dini.

“Narkoba bukan hanya masalah hukum, ini juga soal moral dan keimanan. Kami berharap pemerintah melibatkan lebih banyak tokoh agama dan lembaga pendidikan untuk menyelamatkan anak-anak bangsa,” ujarnya.

Selain penindakan, warga juga meminta pemerintah daerah memperbanyak kegiatan positif bagi anak muda, seperti pelatihan keterampilan, lomba kreativitas, hingga pembinaan komunitas.

“Kalau anak-anak disibukkan dengan hal yang positif, mereka tidak sempat melirik narkoba,” kata Andre lagi.

Masyarakat Sumsel berharap pemerintah tidak tinggal diam dan segera meningkatkan pengawasan di titik-titik rawan, seperti pelabuhan kecil, jalur sungai, serta perbatasan antarprovinsi yang kerap menjadi jalur penyelundupan.

“Sumsel tidak boleh terus-menerus dicap sebagai ‘surga’ bagi pengedar narkoba. Ini soal harga diri daerah dan masa depan anak-anak kita,” ucap salah seorang warga Prabumulih yang enggan disebutkan namanya.

Sementara Pengamat Hukum Hendra, SH menilai bahwa status Sumatera Selatan sebagai wilayah prioritas pengawasan narkoba oleh BNN merupakan sinyal kuat bahwa peredaran narkoba di daerah ini telah mencapai level darurat.

Menurutnya, diperlukan langkah penegakan hukum yang lebih progresif dan menyentuh semua lapisan pelaku, bukan hanya pengguna atau kurir kecil.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan