Sungai Lematang Meluap, Jembatan Gantung Putus

Plt Kepala Dinas PUPR Kabupaten Muara Enim Suhermansyah dan pihak terkait melakukan peninjauan jembatan gantung putus.--

MUARA ENIM-Setelah terendam banjir selama lima hari, akses penghubung jembatan gantung putus diterjang arus Sungai Lematang.

Padahal jembatan gantung tersebut satu-satunya akses jalan pintas perekonomian masyarakat di Desa Kuripan Selatan dan Desa Kuripan, Kecamatan Empat Petulai Dangku, Kabupaten Muara Enim, Rabu, 17 Januari 2024.

Menurut Jekriandi (42), warga Desa Kuripan, putusnya jembatan tersebut gantung tersebut terjadi sekitar pada hari Rabu sekitar pukul 05.00 WIB.

Akibat putusnya jembatan gantung tersebut sangat menganggu perekonomian dan aktivitas warga sebab satu-satunya akses yang cepat hanya melalui jembatan gantung tersebut karena memotong jalan dan menghemat waktu.

BACA JUGA:Lisnaini Akui Oknum Guru yang Viral di Sosmed Mengajak di SDN 82 Prabumulih

BACA JUGA:Kasus Kades Rambang Kuang, Sekda OI: Tunggu Proses Hukum Inkrah

"Coba bandingkan kalau melalui jembatan gantung tersebut ke Desa Gunung Raja, PLTU Gunung Raja, SMAN 1 Rambang Niru, SMKN Air Limau, Simpang Tel, ke jalan Lintas Sumatera sekitar 5 menit, kalau putus seperti ini terpakso lewat jembatan PT Tel yang bisa memakan waktu sekitar 20 menitan," pungkasnya.

Kades Kuripan Selatan Insari, mengatakan jembatan gantung tersebut putus subuh tadi, awalnya hanya mengalami miring setelah itu seluruhnya terjungkit dan masuk ke dalam Sungai Lematang. 

Akibat jembatan gantung putus tersebut sangat menganggu aktivitas peremonomian masyarakat seperti untuk bekerja, sekolah, ke kebun dan sebagainya. 

Untuk itu, pihaknya meminta kepada Pemkab Muara Enim untuk memperbaiki jembatan gantung tersebut bila perlu yang permanen sehingga bisa dilintasi roda empat.

BACA JUGA:Kasus Dugaan Pelanggaran Netralitas Kades Rambang Kuang Bergulir Ke Polres Ogan Ilir

BACA JUGA: Oknum Guru Diduga Paksa Siswa Berinfak, Pemkot Prabumulih Tegas Terhadap Tindakan Tak Etis

Selain itu, lanjut Insari, akibat banjir tersebut sekitar 63 KK di desanya terisolir sebab tidak semua warganya mempunyai perahu sehingga mereka praktis tidak bisa leluasa keluar masuk rumah mencari nafkah.

Untuk itu, perlunya ada bantuan sembako dan perahu terutama untuk anak-anak yang sekolah.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan