Kapolres OI : Jadi Korban Investasi Bodong, Alasan Karyawan Nekat Rekayasa Perampokan di BRI Link Tanjung Raj

Kapolres Ogan Ilir, AKBP Bagus Suryo Wibowo menggelar pres rilis ungkap kasus rekayasa perampokan di BRILink Tanjung Raja.-Foto : Isro Antoni-
KORANPALPOS.COM - Kapolres Ogan Ilir, AKBP Bagus Suryo Wibowo mengungkapkan bahwa alasan perampokan yang sempat menggegerkan masyarakat Tanjung Raja, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan, adalah karena korban tertipu investasi bodong.
Karena itulah tersangka yang adalah karyawan BRI Link itu akhinya nekat merekayasa hilangnya uang milik bos tempat dirinya bekerja sebagai aksi perampokan bersama sang kekasih.
Dalam konferensi pers yang digelar pada Kamis (17/4/2025), Kapolres menjelaskan bahwa kasus ini bermula dari laporan dugaan perampokan pada Senin malam, 14 April 2025, di kantor BRI Link milik Abdurrahman.
Awalnya, Sti Fatimah atau SF melaporkan bahwa dirinya menjadi korban perampokan saat menjaga tempat usaha tersebut.
BACA JUGA:Ratusan Pelajar Ikuti Proses Seleksi Paskibraka OKU Timur
BACA JUGA:Kajati Sumsel : Tidak Ada Kriminalisasi Bagi Penyelenggara Pembangunan
“Namun setelah kami lakukan pendalaman, ditemukan banyak kejanggalan. Setelah diselidiki lebih lanjut, ternyata perampokan tersebut tidak pernah terjadi,” ungkap AKBP Bagus Suryo Wibowo di hadapan awak media.
Dari hasil penyelidikan, diketahui bahwa SF mentransfer sejumlah besar uang milik majikannya ke sebuah aplikasi penggandaan uang bernama ASPIRA.
Awalnya, SF mengirimkan Rp 2 juta, lalu terus melakukan top-up hingga total dana yang disetorkan mencapai sekitar Rp 290 hingga Rp 300 juta.
“SF ini terbujuk rayu aplikasi tersebut yang menjanjikan keuntungan berlipat dalam waktu singkat. Karena panik dan takut ketahuan, akhirnya dia menyusun skenario seolah-olah terjadi perampokan,” jelas Kapolres.
BACA JUGA:DPRD Tetapkan SONNI Sebagai Bupati dan Wakil Bupati Muara Enim
BACA JUGA:Polres Ogan Ilir Musnahkan Narkotika Berbagai Jenis Dengan Cara Diblender
Skenario tersebut dibuat bersama kekasihnya, Nur Kholis. Bahkan untuk memperkuat alibi, Nur Kholis sempat memukul SF agar terlihat seperti korban kekerasan.
Aksi mereka pun sempat mengecoh masyarakat dan aparat setempat sebelum akhirnya terbongkar melalui pemeriksaan intensif.