Tetap Diami Rumah Meski Sudah Roboh, Lansia di Ogan Ilir Mengaku Pernah Hampir Dipatuk Ular
Diterjang banjir rumah warga Pamulutan Roboh, Namun tetap ditempati.-Foto : Isro Antoni-
"Beberapa hari lalu pas saya lagi masak di dekat pintu yang tidak terendam banjir ada ular datang. Kepalanya sudah mengarah ke saya, untung anak saya lihat kalau tidak mungkin saya sudah tidak ada," ungkap Asia sembari menunjuk ke arah tungku yang terbuat dari tanah dikemiringan rumahnya yang terendam air akibat banjir.
Setelah kejadian itu dirinya dan sang adik tidur di rumah tetangga dan keluarga.
BACA JUGA:Kapolres-Bupati Mura Kompak Susuri Kawasan Banjir, Tinjau dan Berikan Bantuan Warga Terdampak
BACA JUGA:Banjir di Musi Rawas Telan 1 Korban Jiwa, 1 Lainnya Berhasil Selamat
"Paman saya memang sudah mengingatkan agar tidak usah di tinggali lagi tapi saya bersikeras karena tak enak menumpang sama orang. Saya tidur di tempat paman adik saya tidur tempat tetangga sebelah," katanya.
Ia berharap agar pemerintah dapat membantu paling tidak membangunkan kembali rumahnya yang telah roboh.
"Kita sudah tinggal lebih dari 20 tahun. Sebelumnya bersama ibu kini dia sudah meninggal jadi kami tinggal berdua,"ungkapnya.
Sejauh ini, Kata Asia bantuan yang diterimanya baru dari Kepolisian setempat berupa pakat sembako.
BACA JUGA:PT ABG Group Distribusikan 1000 Paket Sembako Untuk korban Banjir
BACA JUGA:Asmar Wijaya Resmi Jabat Pj Bupati OKI, Sejumlah Program Pusat Jadi Prioritas
Sementara itu dari pihak pemerintah setempat mengaku telah mendata dan melaporkan peristiwa tersebut kepada pemerintah Kabupaten Ogan Ilir melalui Dinas Sosial.
"Sudah kita data dan kita teruskan laporanya kepada Bupati melalui Dinas Sosial. Namun belum ada tindakan atau bantuan, mungkin nanti ada soalnya dari BPBD dan Polisi sudah meninjau ke lokasi," ungkap Ismail Kepala Dusun 5 Desa Ibul Besar II.
Ismail mengatakan bahwa kedua beradik yang menetap tersebut memang secara finansial tergolong warga yang tidak mampu.
"Kalu ibu Asia ini buruh cuci. kalu ada kerjaan dapat uang kalau tidak ada kerjaan nganggur. Sedangkan yang satunya tergolong orang yang memiliki keterbatasan secara mental. Jadi untuk makan sehari-hari kadang di bantu warga sekitar," katanya.(sro)