Butuh Tindakan yang Solutif

Tindakan penertiban terhadap ODGJ di Kota Palembang.-Foto : ANTARA -
Proses pengamanan ini dipimpin langsung oleh Lurah 5 Ilir, Ibu Rosmala Dewi, SE, M.Si., NL.P, dengan koordinasi dari Dinas Sosial Kota Palembang, serta didukung oleh Linmas Kelurahan dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).
Peristiwa ini bermula ketika warga sekitar merasa resah dengan perilaku seseorang yang diduga mengalami gangguan jiwa.
Orang tersebut sering berperilaku tak terkendali dan membuat ketegangan di lingkungan sekitar.
Menurut informasi, individu yang bersangkutan sebelumnya sempat mengalami stres akibat permasalahan dengan keluarganya, yang kemudian berdampak pada interaksi dengan tetangga.
Merasa situasi semakin tidak kondusif, pihak keluarga akhirnya melaporkan kondisi tersebut kepada Ketua RT 01, Darmadi.
Mendapatkan laporan ini, Ketua RT langsung meneruskan informasi kepada Kelurahan 5 Ilir agar segera dilakukan tindakan yang diperlukan.
Kasus diamankannya individu yang diduga mengalami gangguan jiwa di Kelurahan 5 Ilir, Palembang, menjadi pengingat bahwa gangguan kesehatan mental merupakan isu serius yang memerlukan perhatian lebih dari berbagai pihak.
Langkah cepat yang diambil oleh Lurah 5 Ilir, Dinas Sosial, Satpol PP, serta dukungan dari Ketua RT dan warga patut diapresiasi karena telah berhasil mengamankan situasi tanpa menimbulkan kejadian yang lebih parah.
Namun, di sisi lain, ada tantangan besar dalam memastikan individu tersebut benar-benar mendapatkan perawatan yang memadai agar bisa pulih dan kembali menjalani hidup secara normal.
Sementara itu, Pengamat Sosial Drs. Idham Rianom menilai bahwa meningkatnya jumlah ODGJ di ruang publik saat mendekati hari raya tidak terlepas dari faktor sosial dan ekonomi yang semakin kompleks.
Menurutnya, tekanan hidup yang meningkat, pengangguran, serta kurangnya akses terhadap layanan kesehatan mental berkontribusi besar terhadap kondisi ini.
"Menjelang Lebaran, banyak orang mengalami stres ekonomi, terutama bagi mereka yang hidup dalam keterbatasan. Hal ini bisa memperburuk kondisi mental individu yang sebelumnya sudah rentan. Ditambah lagi, keluarga yang tidak mampu merawat anggota keluarganya yang mengalami gangguan jiwa sering kali memilih untuk melepaskan mereka ke jalan," ujar Idham.
Menurutnya, fenomena ini juga berkaitan dengan lemahnya sistem pendataan dan rehabilitasi ODGJ.
Banyak di antara mereka yang seharusnya mendapatkan perawatan medis dan rehabilitasi justru terabaikan karena kurangnya fasilitas dan tenaga medis yang memadai.
"Penanganan ODGJ tidak bisa sekadar dilakukan dengan menertibkan mereka dari jalanan, tetapi harus ada pendekatan holistik. Pemerintah harus memastikan bahwa mereka mendapatkan perawatan yang layak, baik dari segi medis maupun sosial," tambahnya.