Truk Tronton Masih Parkir Sembarangan : Jalan Menyempit, Pengguna Jalan Mengeluh !

Truk tronton yang diparkir kerab berjejer di kawasan Jalan A Rozak dan RE Martadinata serta kawasan Patal Pusri yang menyempitkan badan jalan hingga mengganggu kelancaran lalin setempat-Foto : Koer Palpos -
Salah satu penyebab utama masih maraknya truk yang parkir sembarangan ini adalah lemahnya pengawasan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang dan Dinas Perhubungan (Dishub). Padahal, di beberapa titik di kawasan tersebut sudah terpasang rambu larangan parkir.
Iwan, warga Kalidoni menilai bahwa lemahnya sanksi dan pengawasan menjadi faktor utama truk-truk ini tetap nekat parkir sembarangan.
"Seharusnya Dishub Palembang bertindak lebih tegas, jangan hanya berani menindak kendaraan pribadi saja. Truk-truk besar ini jelas melanggar aturan, tapi tetap dibiarkan," katanya.
Sementara Pengamat Lingkungan Perkotaan, Drs Taufik Anwar, juga menyoroti lemahnya tindakan dari pihak terkait.
Ia menduga ada kepentingan tertentu yang membuat para sopir dan pemilik truk merasa kebal hukum.
"Truk-truk ini sebagian besar milik perusahaan besar. Ada dugaan mereka mendapatkan perlakuan khusus, sehingga tidak tersentuh hukum. Kalau memang Pemkot serius, harus ada tindakan tegas seperti tilang dan denda yang berat," ujarnya.
Taufik menambahkan bahwa salah satu alasan sopir truk memilih parkir di pinggir jalan adalah karena mereka enggan membayar tarif parkir di lahan yang telah disediakan.
"Di depan BGR, misalnya, truk-truk itu parkir di pinggir jalan karena tidak mau membayar tarif parkir resmi. Akibatnya, pengguna jalan yang dirugikan, terutama saat jam sibuk," jelasnya.
Ia menegaskan bahwa Pemkot Palembang harus segera bertindak untuk menertibkan truk-truk tersebut agar tidak lagi mengganggu kelancaran lalu lintas dan membahayakan keselamatan pengguna jalan lain.
"Truk-truk ini sangat mengganggu, terutama saat pagi hari ketika banyak orang berangkat kerja atau mengantar anak sekolah. Pemkot harus serius menangani masalah ini sebelum semakin banyak kecelakaan terjadi," tegasnya.
Dengan berbagai keluhan yang telah disampaikan warga, kini bola panas ada di tangan Pemkot Palembang dan Dishub. Masyarakat menunggu apakah pemerintah akan benar-benar bertindak tegas atau justru membiarkan masalah ini terus berlarut-larut.
Jika tidak ada langkah nyata, bukan tidak mungkin masalah ini akan terus berulang dan semakin merugikan pengguna jalan, bahkan berpotensi menimbulkan korban jiwa akibat kecelakaan.
Warga berharap keluhan mereka yang disampaikan melalui berbagai media, termasuk Palembang Pos, bisa menjadi perhatian serius bagi pemerintah setempat
. Apakah Pemkot Palembang akan segera bertindak, atau justru terus membiarkan kondisi ini tanpa solusi?.