Nilai Tukar Rupiah 17 Februari 2025 : Menguat 65 Poin Menjadi Rp16.187 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah menguat 65 poin atau sekitar 0,40 persen terhadap dolar Amerika Serikat (AS), berada di level Rp16.187 per dolar AS, Senin 17 Februari 2025-Foto : Dokumen Palpos-
Jika bank sentral AS memutuskan untuk menunda pemangkasan suku bunga atau bahkan memberikan sinyal hawkish dalam rapat berikutnya, maka dolar AS bisa kembali menguat dan menekan nilai tukar rupiah.
Selain itu, faktor geopolitik global, seperti ketegangan di Timur Tengah atau konflik perdagangan antara negara-negara besar, juga dapat mempengaruhi pergerakan mata uang.
Para investor saat ini terus mencermati perkembangan kebijakan moneter global serta data ekonomi terbaru dari berbagai negara.
Dengan kondisi pasar yang masih dinamis, banyak investor memilih strategi investasi yang lebih konservatif untuk menghindari risiko besar.
Bagi investor yang berinvestasi di pasar saham Indonesia, penguatan rupiah dapat menjadi sentimen positif, terutama bagi sektor-sektor yang bergantung pada impor bahan baku.
Dengan rupiah yang lebih kuat, biaya impor menjadi lebih murah, sehingga dapat meningkatkan margin keuntungan perusahaan.
Sementara itu, bagi investor di pasar obligasi, ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Fed menjadi kabar baik.
Hal ini dapat mendorong arus modal asing masuk ke Indonesia, yang pada akhirnya akan memperkuat nilai tukar rupiah lebih lanjut.
Penguatan rupiah pada awal pekan ini menunjukkan bahwa sentimen pasar masih cukup positif terhadap mata uang Indonesia.
Faktor utama yang mendukung penguatan ini adalah data penjualan ritel AS yang lebih lemah dari perkiraan, yang pada akhirnya meningkatkan peluang pemangkasan suku bunga oleh The Fed.
Selain itu, proyeksi surplus neraca perdagangan Indonesia juga turut memberikan dukungan bagi rupiah.
Namun demikian, pergerakan nilai tukar rupiah ke depan masih akan dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal dan domestik.
Oleh karena itu, para pelaku pasar diharapkan untuk tetap waspada dan mencermati perkembangan terbaru guna mengambil keputusan investasi yang tepat.