Memakan Sirih : Tradisi Kuno yang Masih Bertahan dalam Kehidupan Masyarakat
Sirih Tradisi Kuno yang Masih Mengakar dalam Kehidupan Masyarakat Indonesia, Menyimpan Nilai Budaya dan Kesehatan yang Tak Terlupakan-foto:instagram@fahmiphoto-
UNIK,KORANPALPOS.COM - Di tengah kemajuan zaman dan modernisasi yang semakin pesat, terdapat tradisi kuno yang masih dipertahankan oleh sebagian masyarakat Indonesia, yakni memakan sirih.
Tradisi ini, yang telah ada sejak ribuan tahun lalu, tidak hanya sekadar menjadi kebiasaan, tetapi juga memiliki nilai budaya, kesehatan, dan sosial yang mendalam.
Sirih, yang dalam bahasa ilmiah dikenal sebagai Piper betle, telah menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia, terutama di daerah-daerah seperti Sumatra, Jawa, Bali, dan Kalimantan.
Tradisi memakan sirih sudah dikenal sejak zaman kerajaan-kerajaan besar di Indonesia.
BACA JUGA:Kuch Kuch Hota Hai Lagu India Masih Populer Setelah Lebih dari Dua Dekade
BACA JUGA:Lukisan: Karya Seni yang Menggambarkan Kreativitas dan Ekspresi
Sirih, yang sering kali digigit bersama dengan pinang, kapur, dan rempah-rempah lain, diyakini telah ada sejak zaman Majapahit dan Sriwijaya.
Kebiasaan ini bukan hanya dilakukan oleh kalangan bangsawan, tetapi juga masyarakat umum.
Sirih dianggap sebagai simbol kesuburan, keharmonisan, dan keberuntungan, yang kemudian menjadi bagian dari berbagai ritual adat dan upacara penting.
Selain itu, dalam sejarahnya, sirih juga digunakan dalam perdagangan di jalur sutra, yang memperkenalkan komoditas ini ke berbagai belahan dunia.
BACA JUGA:Shio Ular Kayu 2025 : Keberuntungan Naga dan Ular, Macan, Anjing, dan Babi Harus Waspada
BACA JUGA:Tren Makeup Pengantin Modern : Elegansi dan Keindahan di Hari Spesial
Dalam banyak kebudayaan Asia Tenggara, sirih memiliki peran serupa.
Di beberapa negara, seperti Thailand dan Malaysia, kebiasaan mengunyah sirih juga sangat populer dan sering kali dilakukan sebagai bagian dari tradisi sosial.