Mancing Impian, Merangkai Harapan

Mang Juhai--

“Ai, Ding. Aku nih dak pulo banyak kendak. Cukup badan sehat, rejeki lancar, sikok itu kencang pulo,’’ selorohnya. 

“Kando, hidup ini cak mancing. Perlu kesabaran. Kadang umpan kito dak digigit ikan, tapi bukan berarti dak ado harapan. Siapo tahu ikan besar yang datang,” ujar Mang Oding.

BACA JUGA:Konten Kreator

BACA JUGA:Selebgram Kampung yang Viral

Mang Juhai terdiam, merenungi kata-kata sahabatnya.

Ia sadar, selama ini ia terlalu terburu-buru ingin melihat hasil, tanpa benar-benar menikmati proses. 

“Benar jugo kau, Ding. Kadang aku terlalu nak cepat berhasil, sampe lupoke nikmati perjalanan hidup ini,” simbatnya. 

“Kando, hidup ini dak harus mewah. Asal kito senang, sehat, dan ado kawan cak kau, hidup ini sudah cukup bermakna,” kata Mang Oding sambil tersenyum lebar.

Mang Juhai hanya mengangguk setuju.

Ia tahu, kata-kata itu berasal dari hati Mang Oding yang mulai menemukan makna baru dalam hidupnya.

Saat matahari mulai tenggelam di ufuk barat, mereka memutuskan untuk pulang.   

Mang Juhai merasa, meskipun impiannya untuk sukses besar belum tercapai, ia telah menemukan sesuatu yang lebih berharga yakni ketenangan jiwa dan kebahagiaan dalam kesederhanaan. 

Ia berjanji pada dirinya sendiri untuk menjalani tahun baru ini dengan lebih bijaksana, menikmati setiap proses, dan mensyukuri setiap pencapaian kecil.

“Kau tahu, Ding? Tahun ini aku nak coba lebih sabar. Kito dak pernah tahu kapan rejeki besar datang, tapi yang pasti kito harus terus berusaha,” ujar Mang Juhai dengan penuh keyakinan.

Mang Oding tersenyum lebar.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan