Pengunjung Air Terjun Bedegung Pertanyakan Tarif Resmi : Tarif Toilet dari Rp2 Ribu Menjadi Rp 5 Ribu !

Reporter: Fahrozie Kite |

Editor: Zen Kito |

Sabtu , 28 Dec 2024 - 14:05

Tarif resmi lokasi wisata air terjun Bedegung Muaraenim-Foto : Dokumen Palpos-

pengunjung air terjun bedegung pertanyakan tarif resmi : tarif toilet dari rp2 ribu menjadi rp 5 ribu !                             koranpalpos.com - beberapa pengunjung air terjun bedegung, yang terletak di kabupaten muara enim, mengeluhkan ketidaksesuaian harga yang mereka bayar dengan tarif resmi yang ditetapkan oleh pemerintah kabupaten muara enim.
salah satu keluhan utama datang dari tarif fasilitas umum, seperti toilet, yang dipatok lebih tinggi dari yang tertera dalam peraturan resmi.
siska, seorang pengunjung asal muara enim, mengungkapkan kekecewaannya terkait tarif toilet yang ditetapkan seharga rp 5.000.
baca juga:trip pulau wayang lampung: wisata hits dengan sensasi kapal dan speed boat
baca juga:5 destinasi favorit di padang siap sambut wisatawan akhir tahun : tawarkan pantai hingga kota tua !
"padahal tarif resmi cuma rp 2.000. mending pelayanannya bagus, ini wc-nya jorok, tidak ada tempat kaitan pakaian, airnya juga keruh, tidak layak untuk dipakai bilas," keluhnya pada jumat, 27 desember 2024.
selain masalah tarif, siska juga mengungkapkan bahwa fasilitas di lokasi wisata bedegung belum memenuhi harapan banyak pengunjung, terutama pada saat libur panjang atau liburan akhir tahun.
ia menyarankan pemerintah kabupaten muara enim untuk lebih memperhatikan kebersihan dan kenyamanan fasilitas wisata yang menjadi andalan di provinsi sumatera selatan ini.
baca juga:jaraknya 4 jam dari palembang : spot wisata alam, budaya, dan edukasi di sumatera selatan !
baca juga:jaraknya 1,5 jam dari lubuklinggau : keindahan alam tersembunyi di musi rawas !
"poskonya bagus, tapi fasilitas buat pengunjung seperti toilet tidak diperhatikan. kesannya pemda cuma mau cuan saja. masuk bayar, parkir bayar, toilet bayar, bilas bayar, tapi tidak sesuai dengan harapan," ujar siska.
siska juga menyayangkan tidak adanya tempat sampah yang memadai di area wisata, yang mengakibatkan banyak sampah dibuang sembarangan oleh pengunjung, termasuk kulit durian yang ditemukan di sungai sekitar air terjun.
“padahal sangat sayang sekali, kondisi alam yang asri namun kita kotori. banyak orang luar kota yang datang, bagaimana kesan mereka setelah melihat kondisi seperti ini?" ujarnya.
baca juga:4 jam dari palembang : menikmati pesona negeri di atas awan sumatera selatan ! 
baca juga:jaraknya 6 jam dari palembang : destinasi wisata unik dan mendunia di jantung sumatera selatan !
sebagai warga asli muara enim, siska merasa malu dan berharap agar pemerintah lebih siap dalam memfasilitasi kunjungan wisatawan.
"ini masukan dan saran membangun, sebab saya asli orang muara enim. saya malu bawa orang lain jika kita tidak siap," tambahnya.
menanggapi keluhan tersebut, plt kepala uptd air terjun bedegung, else yusiani spd, menyatakan bahwa pihaknya terus berupaya meningkatkan pelayanan dan fasilitas di kawasan wisata bedegung.
baca juga:jaraknya 4 jam dari paiembang : inilah 8 tempat wisata baru yang lagi hits di lampung !
baca juga:jaraknya 3,5 jam dari palembang : surga wisata baru di sumatera selatan ini siap sambut liburan tahun baru !
else menjelaskan bahwa salah satu langkah perbaikan yang telah dilakukan adalah mencantumkan semua tarif secara jelas di dekat pintu masuk lokasi wisata.
hal ini diharapkan dapat mengurangi kebingungan pengunjung terkait biaya yang dikenakan selama berkunjung.
"sebagian besar keluhan sebelumnya berasal dari masalah tarif parkir, tarif masuk, dan fasilitas lainnya. sekarang kita sudah mencantumkan tarif secara jelas dan juga menggunakan karcis agar pengunjung tahu apa yang mereka bayar," ujar else.
else menambahkan bahwa keluhan mengenai tarif tempat bilas yang bervariasi antara rp 2.000 dan rp 5.000 disebabkan oleh adanya dua jenis fasilitas bilas di lokasi tersebut.
"tempat bilas dengan tarif rp 5.000 adalah milik masyarakat yang dibangun secara swadaya di atas lahan milik mereka sendiri, sementara yang milik pemerintah tetap tarifnya rp 2.000 sesuai dengan perda yang berlaku," jelas else.
mengenai air keruh yang dikeluhkan oleh beberapa pengunjung, else menjelaskan bahwa hal tersebut terjadi karena sumber air yang digunakan berasal dari aliran sungai yang berada di bukit.
"sumber airnya dari sungai di bukit, jadi jika aliran sungainya keruh, air yang ditampung pun akan keruh, terutama pada musim hujan. kami tidak menggunakan air tanah atau pdam, jadi memang tergantung dari kondisi alam," ujar else.
selain itu, masalah kebersihan di sekitar wisata bedegung juga menjadi perhatian else.
ia mengungkapkan bahwa pihaknya sudah sering memberikan teguran dan edukasi kepada masyarakat sekitar serta para pedagang untuk menjaga kebersihan area wisata. sayangnya, masih banyak yang tidak mengindahkan himbauan tersebut.
"masalah sampah memang selalu jadi tantangan. kami sudah sering memberikan edukasi kepada pedagang dan pengunjung, namun tidak semuanya peduli. jika pengunjung merasa puas, tentu mereka yang akan diuntungkan. namun, jika kebersihan tidak dijaga, maka kami yang dirugikan," kata else.
else juga menambahkan bahwa pihaknya merasa serba salah dalam menangani masalah ini.
"kami tegas, dimusuhi pedagang. kami lembut, malah diremehkan. kami sangat berterima kasih atas masukan dari pengunjung dan akan segera menindaklanjuti saran-saran tersebut untuk perbaikan ke depan," tutup else.
upaya perbaikan terus dilakukan oleh uptd bedegung untuk menjaga kenyamanan dan keamanan pengunjung.
pemerintah kabupaten muara enim diharapkan dapat lebih memperhatikan aspek kebersihan dan pelayanan di kawasan wisata ini, mengingat air terjun bedegung merupakan salah satu tujuan wisata unggulan yang berpotensi meningkatkan perekonomian daerah.
namun, keluhan yang datang dari pengunjung menunjukkan adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan di lapangan.
jika tidak segera ditindaklanjuti, bukan tidak mungkin, keluhan ini akan mempengaruhi reputasi wisata bedegung di mata pengunjung, baik yang berasal dari dalam maupun luar daerah.
untuk itu, diperlukan upaya sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan pelaku usaha di sekitar kawasan wisata untuk menjaga kelestarian alam sekaligus meningkatkan kualitas pelayanan kepada para wisatawan.
hal ini akan mendukung perkembangan sektor pariwisata yang pada akhirnya dapat membawa manfaat bagi masyarakat setempat dan daerah secara keseluruhan.

Tag

Share

Koran Terkait

Kembali ke koran edisi Palembang Pos 29 Desember 2024

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan