Tradisi Kuliner Bakcang Ketan : Warisan Lezat yang Penuh Makna
lebih dari sekadar makanan, ia adalah warisan budaya yang penuh makna dan cerita-Foto: instagram@mygallery_tj-
KULINER,KORANPALPOS.COM - Bakcang ketan, hidangan tradisional berbentuk segitiga yang terbuat dari beras ketan, telah menjadi bagian penting dari budaya kuliner di berbagai komunitas Asia, termasuk Indonesia.
Hidangan ini bukan sekadar makanan biasa; ia memiliki nilai sejarah, budaya, dan bahkan spiritual yang mendalam.
Bakcang atau zongzi berasal dari tradisi Tionghoa yang sudah ada sejak ribuan tahun lalu.
Hidangan ini terkait erat dengan perayaan Duanwu Jie atau Festival Perahu Naga yang dirayakan setiap tanggal 5 bulan ke-5 dalam kalender lunar Tionghoa.
BACA JUGA:Beragam Jenis Keju dan Keunikan Rasanya
BACA JUGA:Es Pisang Ijo : Hidangan Manis Khas Makassar yang Mendunia
Festival ini diperingati untuk mengenang seorang penyair dan pejabat negara bernama Qu Yuan yang hidup pada zaman Negara-Negara Berperang (Warring States) di Tiongkok.
Legenda menyebutkan bahwa Qu Yuan, sebagai simbol kesetiaan kepada negaranya, memilih mengakhiri hidupnya dengan melompat ke sungai setelah dikhianati oleh penguasa.
Warga yang menghormati Qu Yuan melemparkan beras ke sungai untuk memberi makan arwahnya dan melindunginya dari makhluk air.
Dari sinilah tradisi membuat bakcang dimulai.
BACA JUGA:Dadar Gulung : Hidangan Tradisional yang Menggugah Selera
BACA JUGA:Otak-Otak : Makanan Khas Indonesia yang Menyimpan Kelezatan dan Sejarah
Di Indonesia, bakcang ketan menjadi salah satu bentuk akulturasi budaya Tionghoa dan Nusantara.
Meskipun tetap mempertahankan bentuk tradisional, isian dan rasa bakcang telah mengalami berbagai modifikasi sesuai dengan cita rasa lokal.