Ketimpangan Fasilitas di Sekolah Desa dan Kota Jadi Sorotan DPRD Sumsel
Anggota dapil IX reses di SMK Negeri 3 Sekayu-Foto : Dokumen Palpos-
SEKAYU - Pendidikan adalah salah satu pilar utama pembangunan sebuah daerah.
Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa fasilitas pendidikan, khususnya di tingkat SMA/SMK di Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), masih membutuhkan perhatian serius.
Selama Reses Tahap I DPRD Provinsi Sumsel Dapil IX tahun 2024 yang berlangsung pada 2-9 Desember 2024, persoalan ini menjadi salah satu isu utama yang disampaikan oleh masyarakat dan pihak sekolah.
BACA JUGA:Reses Tahap I Anggota Dapil X : Serap Aspirasi Warga Banyuasin I
Tiga anggota DPRD Sumsel Dapil IX, yakni Alwis, SE, MM; M. Hasan Haikal; dan Andi Rizkiyansyah, S.IP, melakukan kunjungan ke berbagai sekolah dan desa di wilayah tersebut.
Kegiatan ini bertujuan untuk menyerap aspirasi masyarakat dan melihat langsung kondisi lapangan.
Hasilnya, mereka menemukan berbagai persoalan serius terkait sarana dan prasarana pendidikan, terutama di SMA/SMK yang menjadi kewenangan pemerintah provinsi.
BACA JUGA:Reses Tahap I 2024 : Abdul Fikri Yanto Dengarkan Langsung Keluhan Masyarakat
Salah satu temuan utama yang disoroti adalah ketimpangan fasilitas pendidikan antara sekolah-sekolah di desa dan kota.
Alwis, salah satu anggota DPRD Sumsel Dapil IX, menjelaskan bahwa perbedaan tersebut sangat mencolok.
“Persoalan sarana dan prasarana di SMA dan SMK antara desa dan kota terlihat jomplang sekali. Banyak sekolah di desa yang tidak memiliki fasilitas memadai, seperti pagar sekolah atau lapangan yang layak. Bahkan, saat hujan, lapangan menjadi becek sehingga kegiatan luar ruangan tidak bisa dilaksanakan,” ungkap Alwis.
BACA JUGA:Warga Usulkan Pembangunan Rumah Produksi UMKM
Beberapa sekolah kejuruan (SMK) juga menghadapi permasalahan unik.
Meski memiliki alat-alat praktik, tidak ada gedung yang memadai untuk menyimpan atau menggunakan alat-alat tersebut.