Asal Usul dan Sejarah Gelumbang Muaraenim : Legenda Raden Kemas Padede hingga Pembentukan Dusun Gelumai !
Asal usul dan sejarah Gelumbang di Kabupaten Muara Enim-Foto : Dokumen Palpos-
Dalam perjalanannya menuju makam, ia terjebak dalam badai besar yang menyebabkan sungai meluap dan menghapuskan makam orang tuanya yang terletak di Pangkalan Kuta.
Arus gelombang besar tersebut membuat makam orang tuanya hilang seakan tidak pernah ada.
Kejadian dramatis ini meninggalkan kesan mendalam bagi Raden Kemas Perdede dan masyarakat Gelumai.
Sebagai bentuk penghormatan terhadap kenangan dan pengorbanan keluarganya, ia meminta agar nama dusun ini diubah menjadi Gelumbang, sebagai kenangan atas gelombang yang menghanyutkan makam orang tuanya.
Kini, nama Gelumbang tidak hanya menjadi identitas geografis tetapi juga budaya.
Daerah ini memiliki warisan budaya yang kaya, dengan adat istiadat yang terus dilestarikan oleh masyarakat setempat.
Gelumbang tidak hanya dikenal sebagai daerah pertanian, tetapi juga sebagai pusat pengembangan seni dan budaya, dengan beragam kegiatan adat yang dilakukan oleh masyarakat setempat.
Pengaruh budaya Belida yang sangat kental dapat terlihat dari adat pernikahan, kegiatan keagamaan, dan berbagai upacara adat lainnya.
Masyarakat Gelumbang juga dikenal karena semangat gotong-royongnya.
Kegiatan gotong-royong seperti membangun rumah atau membersihkan jalan masih sering dilakukan hingga kini, menjadi wujud kebersamaan yang diwariskan oleh para leluhur.
Masjid-masjid di Gelumbang tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat kegiatan sosial.
Setiap masjid dan mushola sering kali menjadi tempat berkumpulnya masyarakat untuk berdiskusi, berbagi informasi, serta menjaga tali persaudaraan antarwarga.
Kehidupan religius yang tinggi ini mencerminkan nilai-nilai Islam yang dianut oleh mayoritas masyarakat Gelumbang.
Sungai Belida dan anak-anak sungainya menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Gelumbang.
Sebagai jalur transportasi utama pada masa lalu, sungai ini menjadi saksi perjalanan panjang masyarakat Gelumbang dari masa pengembaraan hingga menjadi pemukiman yang berkembang.