Bank Indonesia Latih 175 Mahasiswa untuk Pembuatan Konten
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan (BI Sumsel) M Latif. Foto:Antara--
KORANPALPOS.COM - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sumatera Selatan melatih sebanyak 175 mahasiswa di wilayah itu tentang pembuatan konten dan manajemen media sosial guna menghadapi era digital.
Deputi Kepala Perwakilan BI Sumsel M. Latif di Palembang, Selasa, mengatakan pelatihan itu diikuti oleh 175 orang penerima beasiswa BI yang merupakan mahasiswa dari tiga perguruan tinggi negeri di Sumsel, yaitu Universitas Sriwijaya, UIN Raden Fatah, dan Politeknik Sriwijaya.
Pelatihan itu ditujukan untuk membekali keterampilan digital generasi baru Indonesia (GenBI) sebagai garda terdepan BI dalam menyampaikan kepada masyarakat.
"Pesatnya perkembangan teknologi dan era digital telah membuka peluang bagi profesi baru, termasuk 'content creator' dan manajemen media sosial, profesi yang dulunya mungkin tak terpikirkan. Sehingga, pelatihan ini bertujuan untuk memperkuat dan mengasah keterampilan para anggota GenBI dalam dua bidang yang sangat relevan ini," katanya.
BACA JUGA:Mobil Listrik Pertama Honda e:N1Siap Meluncur pada 2025
BACA JUGA:Ingatkan Warga Tingkatkan PHBS
Ia berharap agar 175 penerima beasiswa dari tiga perguruan tinggi itu dapat memanfaatkan kesempatan ini sebaik mungkin dan nantinya mengomunikasikan kebijakan BI dengan tepat sasaran kepada masyarakat.
“Kami harap pelatihan ini tidak hanya meningkatkan keterampilan, namun juga memotivasi GenBI dalam menyampaikan kebijakan Bank Indonesia kepada masyarakat secara efektif melalui media sosial. Dengan mempelajari teknik pembuatan konten yang berkualitas, GenBI diharapkan dapat menghasilkan komunikasi kebijakan BI yang semakin optimal,” kata Latif.
Sejak tahun 2014, Kantor Perwakilan BI Sumsel telah menyalurkan beasiswa kepada lebih dari 1.500 mahasiswa PTN dan Politeknik di Sumsel.
Bantuan dana penunjang pendidikan tersebut diberikan setiap tahun kepada mahasiswa yang memiliki prestasi di bidang akademik dan non-akademik, berasal dari keluarga yang kurang mampu, serta aktif dalam berbagai kegiatan dan aktivitas sosial. (ant)