Menanti Jurus Prabowo-Gibran Mengentaskan Kemiskinan
Ilustrasi kawasan kumuh di Jakarta.-Foto : ANTARA -
KORANPALPOS.COM – Menjelang transisi pemerintahan, sejumlah program yang dibayangkan oleh Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka mulai dipersiapkan secara rinci.
Salah satunya berkaitan dengan sektor perumahan: pemerintahan yang akan datang menargetkan untuk membangun tiga juta rumah setiap tahun sebagai bagian dari upaya mengentaskan kemiskinan.
Ketua Satgas Presiden terpilih, Hashim Djojohadikusumo, mengungkapkan bahwa pemerintah baru bertujuan untuk membangun 15 juta rumah - tiga juta setiap tahun - selama masa jabatan lima tahun.
Ia menginformasikan bahwa tiga juta rumah tersebut akan terdiri dari satu juta unit apartemen di daerah perkotaan dan dua juta di daerah pedesaan.
BACA JUGA:33 Negara Konfirmasi Kehadiran dalam Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI
BACA JUGA:Prabowo Subianto Dijadwalkan Umumkan Kabinet Pemerintahan Malam Ini
Ia mengatakan bahwa pembangunan dua juta rumah di desa dapat mendukung penciptaan lapangan kerja.
Menurut Djojohadikusumo, program tiga juta rumah ini perlu segera direalisasikan untuk membantu masyarakat Indonesia yang masih tinggal di rumah tidak layak huni, yaitu rumah yang tidak memiliki pasokan listrik atau air bersih, serta sanitasi dan higiene yang buruk.
Oleh karena itu, di bawah pemerintahan Prabowo, peran kementerian yang bertanggung jawab atas kebijakan penyediaan perumahan perlu diperkuat melalui rencana pembentukan kembali Kementerian Perumahan.
Pengalaman menunjukkan bahwa kehadiran kementerian yang fokus pada perumahan dapat membantu mengatasi hambatan dalam penyediaan rumah, terutama rumah layak huni, kepada masyarakat sasaran.
BACA JUGA:Akademisi Harap Reformasi Birokrasi Utamakan Transparansi Pemerintahan
BACA JUGA:Ketua DPRD Kota Prabumulih Ajak Masyarakat Waspada Banjir
Banyak aspek yang perlu dipertimbangkan untuk mewujudkan program perumahan ini, termasuk pembiayaan, akuisisi lahan, bahan bangunan, izin, dan subsidi untuk masyarakat sasaran.
Memenuhi aspek-aspek tersebut memerlukan tidak hanya kebijakan biasa tetapi juga solusi yang luar biasa.