BRI Kembangkan Proyek Percontohan Blockchain untuk Transparansi dan Keamanan Transaksi

Head of Digital Banking Development Department BRI Nitia Rahmi (tengah) dan ekonom senior Bank Indonesia Akhmad Ginulur Pangersa (kedua dari kanan) menjadi pembicara pada Indonesia Blockchain Conference 2024.-Foto: Dokumen Palpos-

Konferensi ini juga dihadiri oleh 300 peserta dari berbagai negara seperti Singapura, Malaysia, Hong Kong, Jepang, Australia, dan Amerika Serikat.

Ketua ABI – ASPAKRINDO, Robby, berharap bahwa hasil diskusi dari konferensi ini akan membantu mempercepat pengembangan ekosistem blockchain dan menarik minat investor untuk mendukung proyek-proyek berbasis teknologi ini.

"Hasil diskusi di acara IBC ini diharapkan dapat menarik minat investor untuk mendukung pertumbuhan startup dan proyek berbasis blockchain, sehingga dapat mempercepat kemajuan serta memperkuat pengembangan ekosistem digital di Indonesia," kata Robby.

Blockchain memiliki potensi besar dalam merombak cara kerja sektor keuangan, mulai dari transaksi perbankan hingga manajemen rantai pasokan.

Teknologi ini menjanjikan transparansi, efisiensi, dan keamanan yang lebih tinggi, yang sangat dibutuhkan di era digital ini.

Dalam sektor perbankan, blockchain dapat digunakan untuk memverifikasi identitas pelanggan, melacak transaksi secara real-time, hingga memfasilitasi pembayaran lintas batas dengan biaya yang lebih rendah.

Selain itu, dalam konteks rantai pasokan, blockchain memungkinkan pelacakan produk dari hulu hingga hilir, memastikan keaslian dan kualitas barang yang diperdagangkan.

Hal ini sangat penting dalam sektor-sektor seperti pertanian, farmasi, dan manufaktur, di mana kepercayaan dan transparansi menjadi kunci.

BRI sebagai salah satu bank terbesar di Indonesia melihat peluang besar dalam pemanfaatan teknologi ini untuk meningkatkan layanan mereka.

Dengan mengadopsi blockchain, BRI berharap dapat memberikan layanan yang lebih baik kepada nasabah sekaligus menjaga keamanan transaksi.

Dengan semakin berkembangnya teknologi blockchain dan dukungan dari berbagai pihak,

Indonesia berada pada jalur yang tepat untuk menjadi pemain utama dalam ekosistem digital global.

Pemerintah, melalui berbagai otoritas seperti OJK dan Bank Indonesia, terus merancang regulasi yang mendukung inovasi teknologi ini sambil menjaga keamanan dan perlindungan bagi konsumen.

Di masa depan, teknologi blockchain diharapkan dapat diadopsi secara luas di berbagai sektor, tidak hanya di sektor keuangan.

Selain perbankan dan rantai pasokan, blockchain juga memiliki potensi besar di sektor kesehatan, pendidikan, hingga administrasi pemerintahan.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan