Gencar Sosialisasi dan Pelayanan Gratis : Capaian Akseptor KB di Kota Prabumulih Diprediksi Lampaui Target !
Asisten 3 setda kota Prabumulih meninjau pelaksanaan KB gratis-Foto : Dokumen Palpos-
BACA JUGA:Satlantas Polres Prabumulih Beri Bantuan 3000 Liter Air bersih dan 35 Paket Sembako
Program sosialisasi ini juga dilakukan di berbagai tempat strategis di Kota Prabumulih, baik di pusat kota maupun di wilayah pinggiran.
Pendekatan secara langsung kepada masyarakat dianggap efektif dalam memberikan pemahaman mengenai manfaat dan pentingnya program KB.
Dengan demikian, diharapkan kesadaran masyarakat terhadap program ini semakin meningkat, sehingga partisipasi mereka juga lebih besar.
BACA JUGA:PEP Limau Field Perkenalkan Industri Hulu Migas kepada Siswa SMKN 2 Prabumulih
BACA JUGA:Jelang Pilkada 2024 : Kapolres Prabumulih Imbau Masyarakat Waspada Penyebaran Informasi Palsu
Untuk memudahkan masyarakat dalam mengikuti program KB, pemerintah kota Prabumulih menyediakan layanan KB gratis di berbagai pusat layanan kesehatan.
Tidak hanya terpusat di Puskesmas Prabumulih Barat, pelayanan ini juga dapat diakses di puskesmas dan fasilitas kesehatan lainnya di seluruh wilayah kota.
"Layanan KB gratis ini diadakan di beberapa fasilitas kesehatan agar masyarakat bisa lebih mudah mengaksesnya. Kami berharap, dengan pelayanan yang mudah diakses dan gratis ini, semakin banyak masyarakat yang bersedia menjadi akseptor KB," jelas Eti.
Program KB gratis yang sudah berjalan selama empat hari ini akan berlangsung hingga 20 September 2024.
Dengan waktu pelaksanaan yang masih tersisa, Eti yakin bahwa target akseptor KB akan tercapai, bahkan berpotensi untuk melampaui target yang sudah ditetapkan.
Meski secara umum, capaian program KB di Kota Prabumulih menunjukkan hasil yang positif, ada tantangan tersendiri dalam meningkatkan partisipasi akseptor pria, terutama dalam metode vasektomi atau Metode Operasi Pria (MOP).
Dari target dua akseptor vasektomi, baru tercapai satu akseptor hingga saat ini.
Eti menjelaskan bahwa minat pria untuk mengikuti program vasektomi masih sangat rendah, terutama karena adanya stigma negatif di masyarakat.
Banyak pria yang merasa tabu atau malu untuk mengikuti metode KB ini.