Pergantian Caleg Terpilih Distorsi Kedaulatan Rakyat

Pembina Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini.--Foto: Antara

JAKARTA, KORANPALPOS.COM - Pembina Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini menilai bahwa pergantian caleg terpilih mendistorsi kedaulatan rakyat karena tidak sejalan dengan sistem pemilu proporsional terbuka di mana caleg dengan suara terbanyaklah yang berhak untuk menjabat.

"Fenomena penggantian caleg terpilih sebelum pelantikan menjadi semakin marak karena dianggap cara yang lebih mudah untuk mengganti seseorang daripada pergantian setelah pelantikan dilakukan," kata Titi saat dihubungi ANTARA dari Jakarta, Jumat.

Dia menjelaskan hal itu tidak lepas karena KPU cenderung menyerahkan kepada partai karena dianggap sebagai masalah internal partai.

Hal ini berbeda dengan PAW setelah menjabat yang memberikan ruang kepada anggota DPR untuk menempuh upaya hukum sampai dengan keluarnya putusan yang berkekuatan hukum tetap.

BACA JUGA:KPU-Bawaslu Harus Menjamin Akses Informasi Pilkada

BACA JUGA:PDIP Akan Dukung Prabowo : Syaratnya Ini !

Menurutnya, tindakan partai yang memecat atau mengganti caleg karena masalah di internal cenderung tidak transparan dan akuntabel.

Sehingga, rentan menjadi tindakan yang sewenang-wenang dan beraroma transaksional.

Ia menuturkan biasanya caleg terpilih perempuan yang paling dirugikan karena jika mengalami penggantian secara sepihak, mereka cenderung untuk ikut saja karena tidak mau ribut.

Padahal, demi kepentingan afirmasi mestinya jika caleg perempuan diganti maka penggantinya juga harus diisi juga oleh caleg perempuan.

BACA JUGA:Tim Rumah Bersama HA OKU Alihkan Dukungan ke Matahati

BACA JUGA:Perludem Ungkap Alasan Sah Caleg Terpilih tidak Dilantik

Lebih lanjut, Titi mengatakan fenomena itu juga megindikasikan adanya problem kaderisasi dan rekrutmen oleh partai politik di mana partai tidak mampu menjaga soliditas dan konsolidasi internal antar caleg.

"Partai juga ternyata tidak siap dengan hasil dari kompetisi terbuka sehingga mengintervensi keterpilihan caleg menyesuaikan dengan selera para elite partai," ujarnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan