Benarkah Setelah Terkena DBD Seseorang Tidak Akan Terinfeksi Lagi? Simak Penjelasannya !

Seorang petugas melakukan pengasapan (fogging) di kawasan permukiman, Kelurahan Grogol, Jakarta, Kamis (2/5/2024)-FOTO : ANTARA-

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan vaksin ini untuk anak-anak usia 6-18 tahun, sedangkan Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) merekomendasikan untuk usia 19-45 tahun.

"Untuk mendapatkan perlindungan yang optimal, vaksinasi harus dilakukan secara lengkap sesuai dosis yang dianjurkan. Jangan lupa untuk berkonsultasi dengan dokter mengenai jadwal vaksinasi dan kombinasi dengan vaksin lainnya," kata dr. Buti.

BACA JUGA:Tomat Menjadikan Kulit Glowing dan Menyehatkan Jantung

BACA JUGA:Pilihan Gula yang Lebih Baik untuk Penderita Diabetes

Indonesia menghadapi beban besar akibat DBD, dengan ribuan kasus dilaporkan setiap tahun.

Menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM), Kementerian Kesehatan RI dr. Anas Ma'ruf, MKM, Plt, pemerintah telah menyusun strategi nasional yang komprehensif untuk memerangi penyakit ini.

Strategi tersebut mencakup penguatan sistem surveilans, pengendalian vektor, dan pemberdayaan masyarakat.

"Strategi Nasional Pengelolaan Dengue 2021-2025 kami tetapkan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat DBD secara berkelanjutan. Kami berusaha mengimplementasikan langkah-langkah pencegahan secara lebih efektif dan memperkuat kerja sama dengan berbagai pihak," ungkap dr. Anas.

Data terbaru dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mencatat bahwa kumulatif kasus DBD di Indonesia sampai minggu ke-33 tahun 2024 mencapai 181.079 kasus dengan 1.079 kematian.

Angka ini menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan jumlah kasus sepanjang tahun 2023, yaitu 44.438 kasus dengan 322 kematian.

Kota Bandung, yang menjadi salah satu pusat kampanye pencegahan DBD, mencatatkan jumlah kasus DBD tertinggi pada periode yang sama dengan 46.594 kasus dan 281 kematian.

Hal ini menjadi salah satu alasan di balik diselenggarakannya kegiatan "Langkah Bersama Cegah DBD," yang merupakan bagian dari kampanye #Ayo3MPlusVaksinDBD.

Hasil kemitraan antara PT Takeda Innovative Medicines, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dan pemerintah serta pemangku kepentingan setempat.

Bandung menjadi kota ketiga yang menyelenggarakan kegiatan "Langkah Bersama Cegah DBD" setelah Surabaya dan Jakarta.

Kampanye ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pencegahan DBD, termasuk melalui vaksinasi, pengendalian vektor nyamuk, dan tindakan preventif di lingkungan sekitar.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan