Pengamat Politik Sebut ESP Bakal Gerus Suara Matahati di Ogan Ilir : Ini Alasannya !
Eddy Santana Putra dan Riezky Aprilia yang mengubah peta politik Sumatera Selatan di pilkada serentak 2024-Foto : Dokumen Palpos-
BACA JUGA:HDCU Vs Matahati di Pilkada Sumatera Selatan 2024 : Siapa Paslon Paling Tajir Melintir ?
Adriansyah menambahkan, hasil survei dari berbagai lembaga kredibel menunjukkan bahwa kemunculan pasangan Era (Eddy Santana Putra - Rizky Aprilia) lebih banyak merugikan pasangan Matahati, mengingat basis suara mereka sangat beririsan, terutama di Palembang dan Ogan Ilir.
“Hal ini tentu menjadi peringatan bagi pasangan Matahati. Dalam waktu tiga bulan, elektabilitas pasangan Era bisa saja menyalip Matahati,” ujar Adriansyah.
Namun, pengaruh pasangan Era terhadap pasangan HDCU (Herman Deru - Cik Ujang) dipandang tidak signifikan.
BACA JUGA:PDIP Jagokan ERA di Pilkada Sumsel 2024 : Kuda Hitam yang Siap Menantang HDCU dan Matahati !
BACA JUGA:HDCU Menguasai Puncak Elektabilitas : Pilgub Sumsel 2024 Kian Memanas !
Adriansyah menjelaskan bahwa ceruk suara dan basis pemilih antara HDCU dan Era sangat berbeda, sehingga dampaknya kecil atau hampir tidak ada.
“Sebenarnya kemunculan pasangan Eddy Santana - Rizki Aprilia ini lebih menguntungkan HDCU yang basis suaranya tidak terganggu sama sekali. Sehingga wajar jika dari berbagai hasil survei, pasangan HDCU masih tetap unggul jauh dari paslon lainnya,” jelas Adriansyah.
Kehadiran ESP yang baru muncul dalam bursa pencalonan gubernur Sumsel ini telah mengubah dinamika politik di provinsi tersebut.
Dengan dukungan kuat dari Ogan Ilir dan kemungkinan besar dukungan dari basis Partai Gerindra, ESP berpotensi besar untuk menggeser posisi Matahati dalam persaingan Pilkada 2024.
Sementara itu, pasangan HDCU dapat memanfaatkan situasi ini untuk memperkuat posisi mereka yang sudah solid.
Adriansyah juga mengingatkan bahwa meskipun ESP dan pasangan Era memiliki dampak besar di Ogan Ilir dan Palembang, mereka tetap harus memperhitungkan strategi dan dukungan di wilayah lain yang mungkin tidak seberuntung daerah asalnya.
“Dalam pilkada, bukan hanya dukungan dari satu daerah yang penting, tetapi juga bagaimana calon dapat menjangkau dan mendapatkan suara di seluruh wilayah. Jadi, meskipun ESP memiliki kekuatan besar di Ogan Ilir dan Palembang, mereka masih harus bekerja keras untuk memperluas dukungan di daerah lain,” tutup Adriansyah.
Dengan waktu kurang dari tiga bulan menjelang pemilihan, semua calon gubernur harus memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk menguatkan dukungan dan meminimalisir kekurangan mereka.
Sementara itu, para pemilih di Sumsel akan terus memantau perkembangan ini dengan cermat untuk menentukan pilihan terbaik mereka dalam Pilkada 2024.