Sinergikan Kesedaran, Tindakan dan Sanksi

Petugas Manggala Agni melakukan upaya pemadaman Karhutla. -Foto : Istimewa-

pihaknya telah melakukan langkah antisipasi sejak ditetapkanya keputusan oleh Pj Bupati OKI, tentang penetapan status keadaan siaga darurat Nomor SK 188 Kep BPBD 2024.

"Dampak dari SK ini merupakan tindaklanjut untuk seluruh komponen yang berada di Kabupaten OKI. Mulai dari Satuan Tugas Karhutla seperti, Bupati, Sekda, Kapolres, Dandim, BPBD, Manggala Agni, dan kehutanan," tuturnya.

Kemudian lanjut dia, OPD pendukung seperti, PMD untuk melaksanakan siaga-siaga bencana di tingkat desa, bahkan di tingkat kecamatan.

"Kita sudah mensiagakan sebagai komandan api untuk mempermudah jalur komunikasi atau penyambung informasi terhadap kabupaten," imbuh Nova.

Sehingga menurutnya, dengan terbentuk komandan api yang merupakan suatu inovasi di Kabupaten OKI, dapat menanggulangi bencana karhutla sedini mungkin dalam upaya pencegahan.

"Dalam perjalanannya, Kabupaten OKI  sudah melakukan persiapan-persiapan terhadap alat pemadam. Terdiri dari 1 buah mobil Tanki dan mesin peralatan yang sudah stand by lebih kurang 22 alat mesin air," jelasnya.

Masih kata Nova, dari Satgas sendiri sudah terbentuk 4 regu yang terdiri dari 15 orang.

Posko karhutla dititikberatkan kepada posko kabupaten, karena pada tahun 2024 penyebaran hotspot tidak seperti 2023. 

Sementara Ari, salah seorang warga Ogan Ilir, mengatakan, upaya pencegahan yang dilakukan pemerintah dan berbagai pihak sangat penting untuk melindungi lingkungan serta kesejahteraan masyarakat.

“Aktivitas pencegahan Karhutla seperti sosialisasi, patroli rutin, dan penyuluhan sangat membantu. Namun, saya berharap ada penambahan fasilitas seperti posko pemantauan dan dukungan lebih untuk tim pemadam kebakaran,” ujar Ari, Selasa (27/8).

Ari juga menekankan pentingnya peran serta masyarakat dalam pencegahan Karhutla.

Harapan Ari, adanya peningkatan, sinergi, koordinasi dan kesadaran warga Ogan Ilir dapat lebih aman dan bebas dari ancaman kebakaran hutan dan lahan di masa depan.

Agustus Terbanyak

Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Selatan (Sumsel) mencatat jumlah hotspot atau titik panas terbanyak pada pekan ketiga atau periode 19-24 Agustus 2024 yakni 267 titik.

Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD Sumsel Sudirman di Palembang, Senin, mengatakan angka itu berdasarkan data Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) di wilayah Sumsel pada Agustus 2024.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan