Makna Safar dalam Islam: Antara Ujian dan Berkah

Makna Safar dalam Islam: Antara Ujian dan Berkah. Fhoto : Tangkapan Layar Facebook Tholabul'ilmi Salafy--

Safar memaksa seseorang untuk meninggalkan kenyamanan dan hal-hal yang dicintai, sehingga menjadikannya sebagai ujian kesabaran dan ketahanan mental.

Imam Al Haromain pernah ditanya mengapa safar dianggap sebagai adzab. Beliau menjawab, "لِأَنَّ فِيهِ فِرَاق الْأَحْبَاب" (Karena safar akan meninggalkan segala yang dicintai). Memang benar, ketika seseorang bersafar, ia harus meninggalkan nikmatnya makan, minum, tidur, dan keberadaan bersama keluarga tercinta.

Semua ini adalah bagian dari kenikmatan dunia yang sementara harus dilepaskan saat melakukan perjalanan.

BACA JUGA:Dunia atau Akhirat? Prioritas Sejati dalam Hidup Menurut Al-Qur’an, Kehidupan Akhirat Tujuan Utama Kita kejar

BACA JUGA:Rezeki Sudah Ditakar, Tak Akan Pernah Tertukar: Menjemput yang Halal dan Berkah

Doa untuk Safar yang Aman dan Berkah

Agar safar menjadi lebih mudah dan penuh berkah, Islam mengajarkan umatnya untuk berdoa sebelum memulai perjalanan. Salah satu doa yang diajarkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah:

"سُبْحَانَ الَّذِى سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ فِى سَفَرِنَا هَذَا الْبِرَّ وَالتَّقْوَى وَمِنَ الْعَمَلِ مَا تَرْضَى اللَّهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا سَفَرَنَا هَذَا وَاطْوِ عَنَّا بُعْدَهُ اللَّهُمَّ أَنْتَ الصَّاحِبُ فِى السَّفَرِ وَالْخَلِيفَةُ فِى الأَهْلِ اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ وَعْثَاءِ السَّفَرِ وَكَآبَةِ الْمَنْظَرِ وَسُوءِ الْمُنْقَلَبِ فِى الْمَالِ وَالأَهْلِ"

"Mahasuci Allah yang telah menundukkan untuk kami kendaraan ini, padahal kami sebelumnya tidak mempunyai kemampuan untuk melakukannya, dan sesungguhnya hanya kepada Rabb kami, kami akan kembali. Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepada-Mu kebaikan, taqwa dan amal yang Engkau ridhai dalam perjalanan kami ini. Ya Allah mudahkanlah perjalanan kami ini, dekatkanlah bagi kami jarak yang jauh. Ya Allah, Engkau adalah rekan dalam perjalanan dan pengganti di tengah keluarga. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kesukaran perjalanan, tempat kembali yang menyedihkan, dan pemandangan yang buruk pada harta dan keluarga". (HR. Muslim no. 1342).

BACA JUGA:Sehat Lebih Berharga dari Kekayaan: Hikmah dari Hadis Nabi

BACA JUGA:Kesabaran dalam Berdoa: Kunci Mendapatkan Balasan Terbaik dari Allah Ta’ala

Dengan mengamalkan sunnah ini, safar diharapkan menjadi lebih mudah, penuh berkah, dan terhindar dari kesulitan yang berlebihan.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan