Update ! Kurs Rupiah 20 Agustus 2024 : Menguat 56 Poin Menjadi Rp15.550 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi mengalami kenaikan signifikan-Foto : Dokumen Palpos-

BACA JUGA:Update ! Kurs Rupiah Senin 12 Agustus 2024 : Tergelincir 25 Poin Menjadi Rp15.950 per Dolar AS

Dari sisi eksternal, pelemahan dolar AS di pasar global juga menjadi pendorong utama penguatan rupiah.

Dolar AS melemah akibat kebijakan The Federal Reserve yang cenderung dovish, mengindikasikan bahwa kenaikan suku bunga lebih lanjut mungkin akan ditahan.

Hal ini membuat mata uang negara berkembang, termasuk rupiah, menjadi lebih menarik bagi investor.

BACA JUGA:UPDATE ! Kurs Rupiah Jumat 9 Agustus 2024 : Tergelincir 44 Poin Jadi Rp15.938 per Dolar AS

BACA JUGA:UPDATE ! Kurs Rupiah Kamis 8 Agustus 2024 : Menguat 34 Poin Menjadi Rp16.001 per Dolar AS

Para ekonom menyambut baik penguatan rupiah ini. Menurut Ekonom Senior Bank Permata, Josua Pardede, penguatan rupiah kali ini menunjukkan bahwa pasar masih memiliki kepercayaan yang tinggi terhadap fundamental ekonomi Indonesia.

"Penguatan rupiah ini mencerminkan ekspektasi positif terhadap perekonomian Indonesia, terutama dalam hal pengelolaan defisit transaksi berjalan dan stabilitas makroekonomi," ujarnya.

Josua juga menambahkan bahwa penguatan ini bisa menjadi indikasi bahwa investor asing masih melihat Indonesia sebagai destinasi investasi yang menarik di tengah ketidakpastian global.

"Dengan kondisi ekonomi yang cukup solid dan cadangan devisa yang kuat, Indonesia memiliki modal yang cukup untuk menghadapi gejolak global. Ini memberikan kepercayaan tambahan kepada pelaku pasar," tambahnya.

Penguatan nilai tukar rupiah ini tentunya membawa dampak yang cukup signifikan terhadap perekonomian Indonesia.

Bagi sektor impor, penguatan rupiah berarti biaya pembelian barang dan bahan baku dari luar negeri menjadi lebih murah.

Hal ini bisa membantu menekan inflasi, terutama pada barang-barang konsumsi yang diimpor.

Namun, penguatan rupiah juga memiliki sisi negatif, terutama bagi eksportir.

Nilai tukar yang lebih tinggi bisa membuat produk ekspor Indonesia menjadi lebih mahal di pasar internasional, sehingga mengurangi daya saing.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan