Sehat Lebih Berharga dari Kekayaan: Hikmah dari Hadis Nabi
Sehat Lebih Berharga dari Kekayaan: Hikmah dari Hadis Nabi. Fhoto : Tangkapan Layar Facebook Dakwah As Sunnah--
"Wahai umat manusia, bertaqwalah engkau kepada Allah, dan tempuhlah jalan yang baik dalam mencari rezeki, karena sesungguhnya tidaklah seorang hamba akan mati, hingga ia benar-benar telah mengenyam seluruh rezekinya, walaupun terlambat datangnya. Maka bertaqwalah kepada Allah, dan tempuhlah jalan yang baik dalam mencari rezeki. Tempuhlah jalan-jalan mencari rezeki yang halal dan tinggalkan yang haram." (HR. Ibnu Majah no. 2144, dikatakan shahih oleh Syaikh Al-Albani).
Nikmat Sehat bagi Orang Bertaqwa.
Sehat bagi orang yang bertaqwa lebih baik daripada kaya harta. Menurut para ulama, sehatnya jasad seseorang dapat menolong dalam beribadah. Ketika seseorang sehat, ia memiliki kesempatan yang lebih besar untuk melaksanakan berbagai ibadah dan ketaatan kepada Allah.
Sebaliknya, orang yang sudah tua renta atau sakit akan sulit melaksanakan ibadah, meskipun ia memiliki harta yang melimpah.
Sebagai contoh, biaya untuk merawat ginjal, paru-paru, atau lambung agar berfungsi dengan baik bisa sangat mahal. Namun, terkadang, meskipun banyak harta yang dikeluarkan, organ-organ tubuh tersebut tidak bisa bekerja seperti sedia kala.
Oleh karena itu, ketika kita masih diberi kesehatan, mari kita manfaatkan kesempatan ini untuk beribadah dan bersyukur kepada Allah. Jangan sampai kita menyesal ketika kesehatan sudah hilang.
Nabi Muhammad ﷺ bersabda,
اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ ، وَصِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ ، وَغِنَاءَكَ قَبْلَ فَقْرِكَ ، وَفِرَاغَكَ قَبْلَ شُغْلِكَ ، وَحَيَاتِكَ قَبْلَ مَوْتِكَ
"Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara: Waktu mudamu sebelum masa tuamu, waktu sehatmu sebelum waktu sakitmu, waktu kayamu sebelum waktu fakirmu, waktu luangmu sebelum waktu sibukmu, dan waktu hidupmu sebelum matimu." (HR. Al-Hakim dalam Al-Mustadrok, 4/341, dari Ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhuma. Hadis ini shahih sesuai syarat Al-Bukhari-Muslim).
Kebahagiaan Hati sebagai Nikmat.
Hati yang bahagia juga termasuk nikmat. Meskipun hidup dalam kondisi sederhana, penuh kesusahan, namun hati yang dekat dengan Allah akan merasa bahagia. Kebahagiaan ini tidak terletak pada harta, melainkan pada hati yang selalu merasa cukup, yaitu hati yang memiliki sifat qona’ah.