Bamsoet hingga Agus Gumiwang Potensial Plt Ketum Golkar

Politikus Partai Golkar Riko Lesiangi. --Foto: Antara

JAKARTA, KORANPALPOS.COM - Politikus Partai Golkar Riko Lesiangi menilai empat nama kader internal, mulai dari Bambang Soesatyo (Bamsoet), Ahmad Doli Kurnia, Ace Hasan Syadzily, hingga Agus Gumiwang, berpotensi menjadi Pelaksana tugas (Plt) Ketua Umum (Ketum) Golkar menggantikan Airlangga Hartarto.

"Saya rasa saat ini yang telah melewati atau sesuai aturan, ya keempat itu," ujar Riko dalam keterangan resmi diterima di Jakarta, Selasa.

Ia menjelaskan penentuan Plt Ketum Partai Golkar akan dilakukan pada Rapat Pleno pada hari ini yang digelar pukul 19.00 WIB.

Rapat pleno tersebut bakal dihadiri oleh jajaran pengurus partai, diantaranya Bamsoet, Agus Gumiwang, Ahmad Doli Kurnia, hingga Ace Hasan Syadzily.

BACA JUGA:Tidak Ada Perubahan Dukungan Pilkada 2024, Meski Airlangga Hartarto Mundur

BACA JUGA:HDCU Menguasai Puncak Elektabilitas : Pilgub Sumsel 2024 Kian Memanas !

Dalam rapat pleno, kata dia, nantinya akan dilakukan pemungutan suara terkait Plt Ketum Partai Golkar. Meskipun keputusan rapat pleno tersebut hanya sementara di bawah keputusan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) dan Musyawarah Nasional (Munas), namun ia mengatakan hasilnya tetap kuat.

"Yang pasti agenda pleno ini sudah sesuai dengan konstitusi partai," tuturnya.

Menurutnya, siapapun sebenarnya bisa memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi Plt Ketum Partai Golkar, asalkan sudah lolos verifikasi persyaratan yang telah diberikan.

Pasalnya, sambung Riko, semua kader Golkar potensial dan mumpuni lantaran sudah berproses dari pengkaderan dan jabatan struktural di publik maupun di parlemen Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).

BACA JUGA:Relawan POS Gibran Dukung Gibran Jadi Ketum Golkar

BACA JUGA:Golkar Kerap Ganti Ketua Umum di Tengah Masa Jabatan

Sebelumnya, Airlangga Hartarto mengumumkan pengunduran dirinya sebagai Ketum DPP Partai Golkar di Jakarta, Minggu (11/8).

Dalam video resmi yang disiarkan Partai Golkar, Airlangga menjelaskan alasan dia mundur karena ingin menjaga keutuhan Partai Golkar dan memastikan stabilitas selama transisi pemerintahan dari Presiden RI Joko Widodo ke Presiden Terpilih Prabowo Subianto.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan