Bisakah Sumsel Bebas Kabut Asap ?

Pelatihan persiapan penanganan Karhutla dan upaya pemadaman api Karhutla di Sumsel-Foto : ANTARA -

Selain itu, ia mengatakan perlunya mengubah pola pikir masyarakat ataupun memberikan edukasi tentang dampak dari pembakaran hutan dan lahan.

BPBD Sumsel akan bekerjasama dengan BNPB bagaimana mendidik siswa berupa buku pelajaran.

BACA JUGA:Mulai Perbaiki Jalan Nasional yang Rusak : Pemerintah Anggarkan APBN Rp 6 Miliar

BACA JUGA:Prakiraan Cuaca BMKG Senin 22 Juli 2024 : Mayoritas Daerah Berawan dan Dilanda Hujan Deras Beserta Petir !

"Pola pikir masyarakat ini ingin diubah agar menjadi pemikiran-pemikiran baru dan akan ada buku pelajaran yang disesuaikan dengan tingkatan umur mereka di sekolah baik dari sekolah tingkat pertama hingga akhir, ini sedang kami desain dan akan kita koordinasikan dengan dinas pendidikan," kata Iqbal.

Terpisah, dari Kabupaten Ogan Ilir (OI), Karhutla) terus menghantui wilayah Kabupaten tersebut.

Hingga kini, total luas lahan terbakar mencapai 44.805 hektar sejak 19 April hingga 22 Juli 2024.

Sebanyak 15 kejadian karhutla telah dilaporkan dalam periode tersebut.

Data ini disampaikan dalam rapat koordinasi lanjutan penanggulangan karhutla Kabupaten Ogan Ilir yang berlangsung di Gedung Pertemuan Pendopoan Komplek Perkantoran Terpadu (KPT) Tanjung Senai, Indralaya, pada Selasa, 23 Juni 2014 kemaren.

Wakil Bupati Ogan Ilir, Ardani, menegaskan bahwa sesuai dengan rapat sebelumnya pada 25 Juni, Pemerintah Kabupaten bersama Forkopimda sepakat untuk mewujudkan Ogan Ilir bebas asap. 

"Kita akan optimalkan patroli gabungan. Dari pengalaman tiga tahun terakhir, patroli gabungan di titik-titik rawan karhutla perlu digalakkan dengan serius," ujar Ardani.

Menurut Ardani, sebagian besar kebakaran lahan disebabkan oleh pembakaran yang disengaja.

"Berdasarkan pengalaman, sekitar 90 persen lahan terbakar akibat dibakar. Saya sering melihat langsung api kecil muncul di pinggir jalan tol dan membesar. Bahkan, beberapa kali terlihat orang keluar dari area titik api tersebut," jelasnya.

Untuk itu, Ardani mengimbau perlunya sosialisasi lisan dan tulisan, termasuk pemasangan spanduk dengan ancaman hukuman bagi pelaku pembakaran hutan agar masyarakat memahami risiko membakar lahan.

"Dengan patroli yang terus-menerus, Insya Allah karhutla bisa dicegah," tambahnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan