OGANILIR, KORANPALPOS.COM - Sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran dan keimanan para tahanan, Satuan Tahti Polres Ogan Ilir menggelar program rutin bimbingan rohani di Rutan Polres Ogan Ilir.
Kegiatan ini berlangsung pada Kamis, 20 Juni 2024 sekitar pukul 09.30 WIB pagi. Program ini diikuti oleh sebanyak 21 tahanan. Siraman rohani itu dilakukan oleh dua penceramah, yakni Ustad Hikam dan Ustad Husen.
Dalam tausiyahnya, Ustad Hikam menekankan pentingnya taubat yang tulus sebagai jalan untuk menghapus dosa-dosa masa lalu.
"Taubat memberikan kesempatan untuk memulai hidup baru yang penuh arti serta menjadi manusia yang berguna bagi orang lain," ujar Ustad Hikam di hadapan para tahanan.
BACA JUGA:Mantapkan Persiapan WPFL, Muara Enim Selaku Tuan Rumah Siap 100 Persen
BACA JUGA:HAR Dukung Usulan Warga Lubuk Nipis Bangun Jalan Alternatif
Ustad Hikam juga mengajak para tahanan untuk merenungkan kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat dan bertekad untuk memperbaiki diri agar tidak mengulangi perbuatan yang melanggar hukum dan agama.
Sedangkan Ustad Husen menekankan, tujuan dari kegiatan tersebut yakni untuk meningkatkan iman dan taqwa para tahanan.
"Kami berharap setelah mereka menjalani hukuman, mereka bisa kembali ke masyarakat dan menjadi individu yang berguna, terutama untuk keluarga dan lingkungan sekitarnya," jelasnya.
Menurut Ustad Husen, dengan peningkatan keimanan, para tahanan dapat menjalani masa hukuman dengan sikap yang lebih positif dan kelak kembali ke masyarakat sebagai pribadi yang lebih baik.
BACA JUGA:Sumsel Akan Bangun Jembatan Empat Petulai Dangku
BACA JUGA:SK Pj Diperpanjang, Teddy Fokus Atasi Banjir di OKU
Program bimbingan rohani ini berlangsung dengan khidmat dan diakhiri dengan doa bersama. Para tahanan terlihat khusyuk mengikuti setiap rangkaian acara, yang diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perjalanan hidup mereka selanjutnya.
Kapolres Ogan Ilir, AKBP Andi Baso Rahman, melalui Kasi Humas Polres OI AKP Herman Ansori menyatakan bahwa program bimbingan rohani ini akan terus dilaksanakan secara rutin sebagai bagian dari upaya pembinaan bagi para tahanan.
"Kami percaya bahwa pendekatan spiritual dapat memberikan dampak yang signifikan bagi para tahanan. Selain menjalani hukuman fisik, pembinaan rohani juga penting untuk membantu mereka menyadari kesalahan dan memperbaiki diri," ujarnya.