Pencarian ini melibatkan Tim SAR gabungan yang terdiri dari Basarnas, TNI AL, Polairud Polda Sumsel, Polsek Rantau Bayur, BPBD Banyuasin, dan masyarakat setempat.
Metode pencarian dilakukan dengan membagi Tim SAR gabungan menjadi dua Search and Rescue Unit (SRU).
SRU 1 bertugas melakukan penyisiran permukaan air menggunakan rubber boat dan perahu masyarakat hingga radius 10 kilometer persegi dari lokasi kejadian.
BACA JUGA:Bandit Kampung Meresahkan Masyarakat Muara Padang Kena Tembak : Ini Dia Orangnya !
"Sementara SRU 2 akan melakukan penyelaman di lokasi awal kejadian serta lokasi-lokasi yang dicurigai adanya korban, jika kondisi memungkinkan," tambah Raymond.
Pencarian Boy Sandi juga didukung oleh masyarakat setempat yang turut serta dalam upaya penyelamatan.
Para nelayan lokal membantu dengan menyediakan perahu mereka dan ikut dalam penyisiran permukaan air.
Partisipasi aktif dari masyarakat sangat membantu dalam memperluas area pencarian dan mempercepat proses penyelamatan.
Salah satu warga mengungkapkan keprihatinannya terhadap kejadian ini.
"Kami semua berharap Boy Sandi bisa ditemukan secepatnya. Kami, para nelayan di sini, akan terus membantu tim SAR dengan segala kemampuan yang kami miliki," ujarnya.
Sungai Musi dikenal memiliki arus yang cukup kuat dan dalam di beberapa bagian.
Kondisi ini membuat pencarian menjadi lebih menantang.
Selain itu, cuaca yang tidak menentu juga menambah kesulitan bagi Tim SAR dalam upaya pencarian.
Namun, Tim SAR gabungan tetap bersemangat dan terus bekerja keras untuk menemukan Boy Sandi.
Raymond Konstantin menegaskan komitmen Basarnas dalam menangani kasus ini.