Selain memaksimalkan kinerja semua kebun tebu yang ada, pihaknya juga terus melakukan upaya perluasan dan strategi-strategi lain untuk mewujudkan swasembada.
“Terkait Perpres 40, PTPN I dengan 16 kebun tebu yang ada di Jawa, Sumatera, dan Sulawesi berupaya maksimal untuk menjawab dengan berbagai strategi. Yang paling realistis dan domain itu ada pada kita, yaitu intensifikasi. Kita maksimalkan produksi dan produktivitas dengan memperbaiki tata budi daya tebu mulai dari pengolahan tanah, bibit yang teruji unggul, kecukupan nutris untuk pertumbuhan tanaman, perawatan, hingga TMA (tebang, muat, angkut),” kata dia.
Teddy menyebutkan, pelaksanaan tata kelola budi daya yang sesuai SOP dan kultur teknis tidak terlalu sulit untuk dilaksanakan, tinggal bagaimana konsistensi dan kedisiplinan dalam menjaga dan merawat tanaman secara ketat.
“Saya ingatkan kembali tentang disiplin SOP. Kita sering menanam dengan baik sesuai standar yang tinggi, namun memerlukan konsistensi dalam perawatan dan standar disiplin yang tinggi,” kata dia.
Secara teknis, PTPN I sebagai entitas pengambil kebijakan terus mendorong dan mendukung semua kebutuhan budi daya.
Dari aspek pembiayaan, kecukupan sarana dan prasarana, hingga hal-hal non teknis yang berpotensi harus diselesaikan.
Lepas tengah hari, rombongan pejabat utama itu berpindah ke PG Cinta Manis untuk mengikuti seremoni Buka Giling 2024.
Direktur Operasional PT SGN Dodik Ristiawan dalam sambutannya sangat mengapresiasi dukungan PTPN I dan PT BCN sebagai pemasok utama tebu yang akan digiling tahun ini.
Ia berjanji akan menjalin komunikasi untuk merancang kerja sama yang saling menguatkan dan saling menguntungkan.
“Semua upaya kita adalah untuk kepentingan bersama. Perusahaan mendapat benefit, masyarakat yang bekerja yang jumlahnya ribuan mendapat manfaat ekonomi, dan kita memberi sumbangsih kepada kemaslahatan negara melalui swasembada gula,” kata dia. (*)