Upaya pencarian yang berlangsung selama dua hari itu melibatkan penyisiran di sepanjang aliran sungai.
Edi menambahkan bahwa pencarian tidak hanya dilakukan di sekitar lokasi kejadian, namun juga diperluas hingga beberapa kilometer dari titik awal tenggelamnya korban.
"Kondisi arus yang deras dan keruh membuat pencarian agak sulit, namun kita terus berusaha semaksimal mungkin," ujar Edi.
BACA JUGA:Mantan Walikota Palembang Harnojoyo DIperiksa Penyidik Bareskrim Polri di Polda Sumsel !
BACA JUGA:Mama Muda di Lubuklinggau Jadi Pengedar Ineks : Segini Barang Buktinya!
Pada Sabtu pagi, jasad Asep akhirnya ditemukan di aliran Sungai Ogan wilayah Kecamatan Tanjung Raja.
Jasad korban segera dievakuasi dan dibawa ke Puskesmas Tanjung Raja untuk dilakukan proses pembersihan dan identifikasi lebih lanjut sebelum diserahkan kepada pihak keluarga.
Peristiwa orang tenggelam di Sungai Ogan di Ogan Ilir bukanlah kejadian yang pertama kali.
Sudah berkali-kali terjadi kecelakaan serupa dan sayangnya tidak pernah ada korban yang selamat.
Hal ini mendorong BPBD Ogan Ilir untuk segera mengambil tindakan preventif.
Dalam waktu dekat, BPBD Ogan Ilir akan bersurat kepada kepala desa yang wilayahnya dilalui Sungai Ogan untuk mengajak pihak-pihak terkait membuat papan peringatan berisi larangan mandi di sungai.
"Kami berharap dengan adanya papan peringatan ini, warga akan lebih waspada dan menghindari mandi di sungai yang arusnya deras," tambah Edi.
Kejadian tenggelamnya Asep mengundang reaksi dari berbagai pihak.
Masyarakat setempat yang turut serta dalam upaya pencarian merasa lega namun juga berduka dengan hasil yang didapat.
"Kami turut berduka cita kepada keluarga korban. Ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua agar lebih berhati-hati," ujar salah seorang warga Desa Serijabo.
Data dari BPBD Ogan Ilir menunjukkan bahwa insiden tenggelamnya orang di Sungai Ogan sudah sering terjadi, terutama di musim penghujan saat arus sungai menjadi lebih deras dan sulit diprediksi.