Keputusan untuk memberikan kartu merah kemungkinan besar didasarkan pada penilaian wasit terhadap intensitas kontak dan potensi bahaya bagi pemain lawan.
Kembali ke pertandingan melawan Irak, kehadiran Sivakorn Pu-udom sebagai asisten VAR meningkatkan kekhawatiran akan kemungkinan keputusan yang kontroversial.
Namun, penting untuk diingat bahwa wasit dan asisten VAR harus tetap mematuhi aturan dan prosedur yang telah ditetapkan oleh AFC dalam menggunakan teknologi VAR.
Pertandingan melawan Irak akan menjadi ujian terakhir bagi Timnas U23 Indonesia dalam Piala Asia U23 2024.
Meskipun keputusan-keputusan VAR dapat memengaruhi jalannya pertandingan, para pemain dan pelatih harus tetap fokus pada permainan mereka dan tidak terlalu terpengaruh oleh faktor luar seperti keputusan wasit.
Dalam konteks ini, peran Sivakorn Pu-udom sebagai asisten VAR hanya sebagian kecil dari keseluruhan pertandingan.
Meskipun kekhawatiran yang ada bisa dimengerti, penting bagi para pemain dan pelatih untuk tetap tenang dan berkonsentrasi pada tugas mereka di lapangan.
Pada akhirnya, keputusan yang diambil oleh wasit dan VAR harus diterima dengan sportivitas, terlepas dari apakah mereka menguntungkan atau merugikan Timnas U23 Indonesia.
Yang terpenting adalah bagaimana Timnas Indonesia bisa belajar dari pengalaman ini dan terus berkembang sebagai tim sepak bola yang kuat di tingkat Asia.
Dengan demikian, pertandingan melawan Irak tidak hanya menjadi ujian terakhir dalam Piala Asia U23 2024 bagi Timnas U23 Indonesia, tetapi juga kesempatan untuk menunjukkan mentalitas dan karakter yang kuat dalam menghadapi tantangan.
Meskipun hasil akhir pertandingan mungkin tidak selalu dapat diprediksi, yang terpenting adalah bagaimana tim ini bisa tumbuh dan berkembang dari setiap pengalaman, baik itu di dalam maupun di luar lapangan.***