PRABUMULIH - Kehebohan terjadi di beberapa sekolah di Prabumulih, Sumatera Selatan, ketika ratusan pelajar dari Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) dan SMP IT Islahul Ummah mengalami gejala keracunan.
Insiden ini terjadi di Kelurahan Karang Raja dan Kelurahan Muara Dua, Kecamatan Prabumulih Timur, Kota Prabumulih, pada Kamis (09/11).
Menurut informasi yang diperoleh, kejadian ini bermula sekitar pukul 12.00 WIB setelah para siswa menyelesaikan Shalat Zuhur.
BACA JUGA:Geledah Rumah Kadishub dan Kasubbag Keuangan, Kejari Prabumulih Sita 2 Laptop dan HP
BACA JUGA:Dua Pelaku Pungli Meresahkan Sopir Truk di Jalinsum Dibekuk, Ini Dia Orangnya
Beberapa siswa SDIT Ishlahul Unnah di Jalan Sangkuriang, Muara Dua, tiba-tiba mengalami sakit perut dan muntah-muntah. Kejadian serupa juga dialami oleh siswa SMP IT Islahul Ummah di Karang Raja.
Pihak sekolah langsung merespons cepat dengan membawa para siswa yang mengalami gejala mual dan muntah-muntah ke beberapa rumah sakit di Kota Prabumulih.
Hingga berita ini diturunkan, penyebab pasti keracunan tersebut belum diketahui, tetapi dugaan muncul terkait makanan ringan yang disantap oleh para siswa.
BACA JUGA:Otak Perampokan Toko Emas di PALI Ternyata Residivis, Terancam Hukuman Mati !
BACA JUGA:3 Pelajar, Termasuk 1 Perempuan, Ditangkap Polisi Terkait Pencurian di Prabumulih
Salah seorang wali siswa yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan, "Kami belum tahu apa penyebab anak kami mengalami muntah-muntah ini, tapi tadi sempat kami tanyakan mereka mulai merasa tidak enak badan usai makan snack yang disediakan pihak sekolah."
Wali siswa lainnya juga memberikan kesaksian serupa, menyebutkan bahwa anaknya mengalami gejala pusing-pusing setelah makan makanan ringan dari sekolah.
"Namanya musibah, kita tidak tahu kapan datangnya. Tadi anak kami katanya makan snack dari sekolah, setelah itu pusing-pusing," ujarnya.
Meskipun mengalami gejala keracunan, orang tua siswa tersebut menyatakan bahwa mereka tidak akan menuntut pihak sekolah jika pihak sekolah bertanggung jawab.
"Selagi pihak sekolah bertanggung jawab, tentunya kami tidak akan menuntut. Apalagi ini masuk kategori musibah," tambahnya.