Namun, dalam konteks situasi saat ini, keamanan dan keselamatan menjadi hal yang utama untuk dipertimbangkan.
Beberapa warga mengekspresikan dampak sosial dan budaya dari keputusan ini.
Tradisi takbiran keliling bukan hanya sekadar acara keagamaan, tetapi juga menjadi momen kebersamaan dan solidaritas antarwarga.
BACA JUGA:Terjangkit Virus SE, 19 Kerbau Milik Peternak di OKI Mati
BACA JUGA:Percepat Realisasi Gerakan Serentak di Sumsel, Pemprov Sumsel Gandeng KADIN
“Apa ya yang menjadi alasan pemerintah tidak menggelar takbiran keliling menyambut lebaran, inikan sudah menjadi tradisi sejak lama. Kalau waktu covid dulu kita maklum bae idak dilakukan takbiran keliling, tapi inikan sudah aman,” ujar salah satu warga.
Pertanyaan serupa dilontarkan oleh warga lainnya, dimana mereka mempertanyakan alasan pemerintah tidak menggelar takbiran keliling.
“Kan takbiran keliling tidak perlu anggaran yang besar, pemerintah Cuma mengkoordinir sementara peserta takbiran biaya sendiri,” ujar sumber tersebut.
Namun, ada juga yang mempertanyakan keputusan pemerintah memperbolehkan masyarakat melakukan takbiran keliling tanpa koordinasi.
“Kalau sendiri-sendiri bisa kacau nantinya, rute tidak jelas bisa terjadi macet,” kata sumber tersebut.***