Sementara itu, keterangan berbeda disampaikan oleh Kepala Dinas Kominfo Ogan Ilir, FR. Dalam klarifikasinya, FR membantah adanya tindakan penganiayaan terhadap stafnya.
Ia menyatakan bahwa tidak pernah melakukan kekerasan fisik sebagaimana yang diberitakan.
Menurut FR, kejadian yang sebenarnya adalah kemarahannya kepada R selaku kepala bidang komunikasi dan informasi publik, yang dipicu oleh akumulasi kesalahan kerja.
Ia menjelaskan, emosi tersebut memuncak setelah memeriksa dokumen surat pertanggungjawaban yang dinilai tidak sesuai dengan bukti pendukung, serta adanya sejumlah persoalan lain yang diduga akibat kelalaian yang bersangkutan dalam menjalankan tugas.
FR mengakui suasana saat itu memang cukup panas.
Namun, ia menyebut beberapa rekan kerja telah melerai dan meredakan situasi sehingga tidak terjadi hal-hal yang lebih jauh.
Ia juga menyinggung adanya kebiasaan R yang kerap menjawab atau membantah saat ditegur atasan, yang menurutnya telah berlangsung lama dan dianggap sebagai perilaku kontra produktif dalam lingkungan kerja.
Meski demikian, FR menyatakan menyadari bahwa tugas utama seorang pimpinan adalah membina dan mengarahkan staf.
"Saya khilaf telah meluapkan emosi dan secara terbuka menyampaikan permintaan maaf atas kejadian tersebut,"katanya.