Senada dikatakan Irma, warga Kecamatan Lubuklinggau Barat, Kota Lubuklinggau.
BACA JUGA:Ini Misi AHY sebagai Menteri ATR : Mempercepat Sertifikat Elektronik dan Karbon Trading
BACA JUGA:Wajah Baru Pemerintahan : Hadi Tjahjanto dan AHY Dilantik sebagai Menteri Kunci dalam Kabinet Jokowi
Menurutnya, OP yang harusnya menyasar masyarakat ekonomi ke bawah, justru lebih menyasar masyarakat ekonomi menengah.
"Kami yang setiap harinya beli beras kiloan mana ada duit beli beras kemasan 5 kg, begitu juga minyak, kami beli hari ini untuk masak hari ini, besok ya nanti besok lagi," ujar Irma.
Untuk itu dia berharap agar harga bahan pokok bisa terjangkau hingga ke warung-warung kecil.
"Ya harapannya harga sembako murah hingga ke warung-warung, jadi kami bisa ikut menikmati," kata Irma.
BACA JUGA:Palembang Masih Kurang 30 Ribu Lampu Jalan
BACA JUGA:Kiat Nagita Slavina Memastikan Kebutuhan Nutrisi Anak
Sementara itu, informasi dari pedagang di Pasar Inpres Kota Lubuklinggau, bahwa untuk stok bahan pokok sementara ini cukup.
Namun harga jual sudah baik dari agen, sehingga mereka juga terpaksa menaikan harga jual.
"Minyak curah itu modalnya sudah Rp 15.500 perkilogramnya, mana bisa kami jual dengan harga Rp14 ribu," ujar seorang pedagang dengan nada sewot.
Kondisi yang sama juga terjadi di OKI. Dimana kenaikan harga beras yang dijual di pasar-pasar bervariasi dari Rp7 ribu hingga Rp15 ribu per karungnya.
Tak jauh berbeda juga terjadi di Pasar Tradisional di Kota Martapura Kabupaten OKU Timur (OKUT).
Dimana harga beras melambung tinggi hingga Rp 16 ribu perkilo.
Masyarakat Martapura, berharap usai Pemilu 2024 harga beras turun atau bisa stabil seperti harga sebelumnya.