Baginya, konektivitas antarwilayah harus diperkuat agar distribusi barang, pelayanan publik, dan mobilitas masyarakat dapat berjalan efektif.
“Pembangunan infrastruktur bukan sekadar membangun jalan atau jembatan. Ini tentang membuka akses, mempercepat konektivitas, dan memastikan semua masyarakat merasakan manfaatnya,” ujar Herman Deru.
Lompatan Signifikan di Era Herman Deru
Berdasarkan data Bappeda Sumsel, penanganan jalan mengalami lompatan signifikan. Persentase jalan mantap provinsi meningkat dari 61,22% pada 2018 menjadi 93,94% pada 2021. Hal ini menjadi bukti nyata bahwa prioritas pembangunan dilakukan secara konsisten.
BACA JUGA:Satgas MBG OKI akan Maksimalkan Pemantauan SPPG
Pada 2023, salah satu proyek monumental adalah peresmian ruas jalan Simpang Semambang – Cecar SP 9 – Simpang Kulim (batas PALI) yang menghubungkan Musi Rawas, Lubuklinggau, Muratara (MLM) dengan Palembang.
Kehadiran jalan ini memangkas waktu tempuh dari 7–8 jam menjadi hanya sekitar 4 jam, sehingga meningkatkan efisiensi perjalanan dan distribusi barang.
GoodStats menilai pembangunan infrastruktur Sumsel berdampak langsung pada kehidupan masyarakat, mulai dari efisiensi distribusi logistik, peningkatan mobilitas, hingga produktivitas ekonomi.
Komitmen Infrastruktur Tuntas Merata
Pemprov Sumsel menegaskan komitmennya untuk terus melanjutkan pembangunan infrastruktur, khususnya di wilayah perbatasan dan terpencil.
BACA JUGA:Sekda OKI Tinjau Dapur SPPG dan Para Korban yang Diduga Keracunan MBG di Pedamaran
BACA JUGA:Gelar Aksi Unjuk Rasa di Gedung DPRD Prabumulih, FKPP: Mereka itu Wakil Kami, Kami ini Bos Mereka
Program “Infrastruktur Tuntas Merata” menjadi prioritas utama agar seluruh masyarakat dapat merasakan hasil pembangunan tanpa ada daerah yang tertinggal.
Dengan capaian ini, Sumsel tidak hanya memperkuat posisinya sebagai provinsi terbaik kedua di Sumatera, tetapi juga menunjukkan bahwa daerah luar Jawa mampu bersaing dalam pembangunan infrastruktur di tingkat nasional.