Adapun produktivitas rata-rata mencapai 65,89 kuintal per hektar, dengan capaian tertinggi di OKU Selatan sebesar 70,52 kuintal per hektar.
Pemerintah, lanjut Edward, tengah mengupayakan harga pembelian pemerintah (HPP) jagung pipilan kering sebesar Rp5.500 per kilogram guna meningkatkan semangat petani memperluas tanam dan meningkatkan hasil produksi.
Pemerintah juga mendorong sistem tanam monokultur maupun tumpangsari di lahan-lahan non-eksisting.
Wakapolda Sumsel Brigjen Pol. M. Zulkarnain mengungkapkan bahwa lahan yang digunakan untuk tanam jagung kali ini merupakan wilayah yang kerap mengalami kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Melalui pemberdayaan lahan ini, pihaknya berharap ada solusi konkret dan manfaat ganda, yakni produksi pangan dan mitigasi bencana.
Adapun total luas lahan yang ditanami jagung dalam program ini adalah 109,27 hektar dengan total bibit sebanyak 1.614 kilogram. Khusus di Desa Muara Baru Kecamatan Pemulutan, penanaman dilakukan di lahan seluas 2,5 hektar dengan jumlah bibit 40 kilogram.
Di akhir sambutannya, Wakapolda mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk terus mendukung pengembangan kualitas unggul jagung melalui teknologi presisi, sistem irigasi efisien, dan pendekatan agronomi yang berkelanjutan.
Ia berharap capaian produksi jagung di Kuartal III ini bisa melebihi target dan mempercepat tercapainya swasembada pangan nasional.*