Angka ini menempatkannya sebagai pesaing langsung Suzuki Jimny, yang di Indonesia dibanderol mulai dari Rp423 jutaan (OTR Jakarta) untuk model terbaru.
Toyota tampaknya juga belajar dari strategi Suzuki yang sukses menempatkan Jimny sebagai kendaraan komersial ringan di beberapa negara, termasuk Inggris.
Land Cruiser mini kemungkinan juga akan memiliki varian "bisnis" atau utilitarian yang bisa menekan harga jual.
Soal produksi, Toyota telah mengonfirmasi bahwa kendaraan ini akan diproduksi di Thailand, menjadikannya sangat mungkin untuk segera dipasarkan di Asia Tenggara terlebih dahulu, termasuk Indonesia.
Pasar Eropa disebut akan menyusul di tahap kedua, mengingat Toyota juga mempertimbangkan regulasi emisi dan tren elektrifikasi di Benua Biru.
Indonesia merupakan pasar yang unik, dengan demografi pengguna SUV yang terus meningkat, terutama di daerah dengan infrastruktur jalan yang belum sempurna.
Popularitas Jimny di Indonesia, bahkan dengan harga tinggi dan ketersediaan yang terbatas, menjadi bukti bahwa pasar SUV kompak off-road masih sangat potensial.
Dengan dukungan jaringan diler luas dan nama besar Land Cruiser, Toyota Land Cruiser Mini bisa menjadi opsi ideal bagi konsumen yang menginginkan kemampuan off-road tanpa harus mengorbankan kepraktisan dan efisiensi.
Terlebih jika hadir dalam versi hybrid, SUV ini akan mengisi celah antara kendaraan petualang dan mobil keluarga hemat bahan bakar.
Hadirnya Land Cruiser mini menjadi langkah strategis Toyota dalam memperluas portofolio SUV-nya.
Mobil ini bukan hanya versi kecil dari Land Cruiser, tapi simbol dari adaptasi Toyota terhadap kebutuhan pasar masa kini: kendaraan tangguh yang ringkas, efisien, dan stylish.
Meski belum diumumkan secara resmi kapan peluncurannya, semua indikasi mengarah ke pengumuman global dalam awal 2026, atau bahkan lebih cepat jika permintaan pasar meningkat tajam.
Apabila benar terjadi, Land Cruiser mini akan menjadi salah satu SUV paling dinanti tahun depan.