Risiko Finansial dan Krisis Identitas
Rencana menambah kuota pemain asing juga bisa menimbulkan beban gaji yang semakin berat. Apalagi dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah klub Liga 1 tercatat masih menunggak gaji pemain lokal maupun asing. Jika manajemen tak sehat, risiko embargo transfer dari FIFA bisa menghantui.
Yang lebih mengkhawatirkan, banyak pengamat menyebut Liga 1 bisa kehilangan identitas sepak bola Indonesia. Kompetisi yang seharusnya menjadi ruang pembinaan dan promosi pemain muda lokal justru akan dipenuhi wajah-wajah asing.
BACA JUGA:Xabi Alonso Ngebet Huijsen, Madrid Siap Tutup Transfer
BACA JUGA:Bologna Juara Coppa Italia Usai Taklukkan AC Milan
Alih-alih menambah kuota asing, para pengamat menilai langkah yang lebih bijak adalah memperkuat sistem akademi dan kompetisi usia muda.
“Setiap klub profesional di Liga 1 dan Liga 2 seharusnya diwajibkan punya akademi dari U-10 hingga U-19. Kompetisi usia muda yang terstruktur adalah kunci kemajuan jangka panjang,” kata mantan pelatih timnas junior Indonesia.
Menunggu Keputusan PSSI
Keputusan final atas proposal ini kini berada di tangan PSSI. PT LIB berharap keputusan bisa diumumkan pada akhir Mei 2025, agar klub-klub punya waktu mempersiapkan tim sebelum Liga 1 musim baru dimulai awal Agustus mendatang.
Satu hal yang pasti, langkah ini akan menjadi penentu arah masa depan sepak bola Indonesia. Apakah memilih jalan instan untuk bersaing di Asia, atau tetap berpegang pada pembinaan jangka panjang dan identitas lokal?