Insiden yang menimpa BYD Seal ini menambah daftar panjang kekhawatiran konsumen Indonesia terhadap keamanan baterai kendaraan listrik, terutama terkait risiko kebakaran akibat thermal runaway atau korsleting internal.
Meski jarang terjadi, insiden seperti ini menjadi perhatian serius karena dapat memengaruhi persepsi publik terhadap transisi energi dan penggunaan kendaraan listrik.
Hingga kini, belum ada tanggapan resmi dari Kementerian Perhubungan maupun Kementerian ESDM terkait insiden ini.
Namun dalam beberapa bulan terakhir, pemerintah terus mendorong adopsi kendaraan listrik sebagai bagian dari strategi pengurangan emisi karbon dan ketergantungan terhadap bahan bakar fosil.
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, Taufiek Bawazier, sebelumnya menyatakan bahwa standar keamanan baterai kendaraan listrik di Indonesia telah mengacu pada regulasi internasional seperti UNECE R100 dan SNI.
Meski begitu, pihaknya mengakui perlunya peningkatan pengawasan pasca penjualan, terutama untuk kendaraan-kendaraan baru yang masih dalam fase early adoption.
Hingga laporan ini ditulis, investigasi oleh pihak BYD Indonesia dan otoritas setempat masih berlangsung. Konsumen dan masyarakat umum diimbau untuk tetap tenang dan menunggu hasil resmi penyelidikan.
Sementara itu, Suku Dinas Gulkarmat Jakarta Barat memastikan bahwa situasi di lokasi kejadian telah aman dan tidak ada korban luka dalam peristiwa tersebut.
“Yang terpenting, tidak ada korban jiwa dan tidak ada rumah warga yang terdampak. Namun tentu saja, kejadian ini perlu menjadi evaluasi untuk semua pihak terkait keamanan kendaraan listrik,” tutup Syarifudin.
Jika kamu butuh versi pendek untuk berita portal, caption media sosial, atau infografis insiden, saya bisa bantu juga.