“Perlu ada promosi dari pemerintah daerah atau dinas pertanian untuk mengangkat potensi labu siam, baik dari sisi konsumsi maupun industri olahan. Inovasi resep juga penting agar masyarakat tidak bosan,” kata dr. Rita.
Beberapa sekolah dan komunitas urban farming mulai memasukkan labu siam dalam kurikulum bercocok tanam.
Ini dinilai sebagai langkah strategis untuk memperkenalkan tanaman lokal kepada generasi muda, sekaligus menumbuhkan minat bercocok tanam di lingkungan rumah.
Labu siam bukan hanya sekadar sayuran pelengkap di meja makan, tetapi merupakan sumber gizi dan peluang ekonomi yang menjanjikan.
Di tengah tren hidup sehat dan meningkatnya minat terhadap produk lokal, labu siam memiliki potensi besar untuk terus berkembang dan menjadi andalan pangan Indonesia.
Dengan harga yang terjangkau, kandungan nutrisi tinggi, serta kemudahan dalam budidaya, labu siam layak mendapat tempat yang lebih istimewa dalam konsumsi harian masyarakat.*