OGANILIR, PALPOS.ID – Wakil Bupati Ogan Ilir, H. Ardani, S.H., M.H., memimpin apel kesiapsiagaan bencana dan gladi kesiapsiagaan menghadapi bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) tahun 2025.
Kegiatan ini berlangsung di Lapangan Upacara Pemkab Ogan Ilir, Tanjung Senai, Rabu, 7 Mei 2025. Apel ini menjadi langkah awal dalam upaya antisipasi dan penanggulangan potensi Karhutla di Ogan Ilir.
Dalam sambutannya, Wabup Ardani menyampaikan bahwa kesiap-siagaan seluruh elemen sangat penting, terutama di wilayah-wilayah rawan bencana.
Ia hadir didampingi oleh jajaran Forkompinda Ogan Ilir, termasuk Dandim 0402 OKI/OI, Kapolres, Kajari, dan Ketua Pengadilan Negeri.
BACA JUGA:Daftar Tunggu Haji di Sumsel capai 30 Tahun
BACA JUGA:Lestarikan Dulmuluk melalui Sepekan Workshop
Ardani menekankan bahwa sinergi antara perangkat daerah, masyarakat, dan dunia usaha menjadi kunci dalam menghadapi musim kemarau dan potensi kebakaran.
“Seluruh perangkat daerah, camat, kades, dan lurah harus tanggap dan aktif dalam menyikapi potensi Karhutla. Pencegahan lebih baik daripada penanganan setelah bencana terjadi,” tegas Ardani di hadapan peserta apel.
Lebih lanjut, Ardani juga menjelaskan beberapa langkah preventif yang harus dilakukan secara konsisten, seperti sosialisasi larangan pembakaran lahan, patroli gabungan rutin, kesiapan alat pemadam dini, dan optimalisasi pemanfaatan dana desa untuk kegiatan pencegahan bencana.
“Mudah-mudahan apa yang sudah dan akan kita laksanakan ini membuahkan hasil maksimal dan bisa menekan dampak buruk bencana asap,” ujarnya.
Wilayah Kabupaten Ogan Ilir merupakan salah satu daerah di Provinsi Sumatera Selatan yang rawan terjadi Karhutla.
BACA JUGA:Buka Jalur SPMB pada 9-14 Mei 2025
BACA JUGA:Wamendagri Ajak Wali Kota Optimalkan Peran Anak Muda
Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten Ogan Ilir berkomitmen untuk terus memperkuat koordinasi dengan berbagai pihak termasuk instansi vertikal, TNI, Polri, dan sektor swasta dalam menanggulangi masalah ini.
Ardani menegaskan bahwa kerja sama yang kuat antar pemangku kepentingan adalah kunci utama dalam mengurangi risiko dan dampak bencana.