Selain digunakan sebagai obat, cacing tanah juga dikonsumsi sebagai makanan sehat di berbagai budaya, terutama di Asia dan Afrika.
Di beberapa daerah di Indonesia dan Thailand, misalnya, cacing tanah dikeringkan, dijemur, dan digoreng menjadi keripik cacing.
Teksturnya renyah dan rasanya gurih, mirip seperti keripik udang.
Keripik cacing ini diyakini mengandung protein tinggi, mineral, dan serat yang dapat membantu mencegah gangguan pencernaan seperti diare.
Di negara-negara miskin dengan angka kematian anak akibat diare yang tinggi, makanan berbasis cacing bisa menjadi solusi gizi alternatif.
8. Enzim Penghancur Gumpalan Darah (Lumbrokinase)
Salah satu penemuan paling revolusioner dari penelitian terhadap cacing tanah adalah isolasi enzim lumbrokinase.
Enzim ini memiliki kemampuan untuk melarutkan gumpalan darah yang menyumbat pembuluh darah.
Penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa lumbrokinase sangat efektif dalam mencegah dan mengobati penyakit kardiovaskular seperti stroke dan serangan jantung.
Karena bekerja sebagai enzim proteolitik, lumbrokinase membantu meluruhkan fibrin, yaitu protein yang membentuk bekuan darah.
Kini, lumbrokinase telah distandarisasi dan digunakan sebagai bahan dalam obat-obatan modern di beberapa negara.
9. Sebagai Bahan Kosmetik dan Produk Perawatan Kulit
Cacing tanah juga mulai dilirik sebagai bahan dasar kosmetik.
Senyawa aktif dalam cacing tanah dapat digunakan untuk pelembab, pelembut kulit, dan produk-produk anti-infeksi. Produk berbasis cacing tanah ini banyak ditemukan dalam bentuk krim, lotion, hingga serum.
Selain untuk kecantikan, ekstrak cacing tanah juga digunakan sebagai bahan dalam produk tonikum atau stimulan tubuh.
Kandungan proteinnya yang tinggi menjadikan cacing tanah sebagai bahan dasar kosmetik yang menjanjikan dan alami.*