Beberapa di antaranya bahkan menggabungkan congklak dengan teknologi AR (Augmented Reality) untuk menarik minat generasi digital.
Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga menyambut baik tren ini.
BACA JUGA:Keistimewaan Malam Lailatul Qadar : Malam yang Lebih Baik dari Seribu Bulan
BACA JUGA:Tren Baju Lebaran 2025 : Warna Burgundy Menjadi Pilihan Favorit
Mereka menyatakan siap mendukung pelestarian permainan tradisional seperti congklak sebagai bagian dari warisan budaya bangsa.
Menurut mereka, menjaga permainan tradisional tetap hidup adalah upaya memperkuat jati diri dan memperkenalkan nilai-nilai luhur kepada anak sejak dini.
Dengan berbagai inisiatif ini, congklak bukan sekadar permainan lama yang terlupakan tetapi justru menjadi jembatan antara masa lalu dan masa depan.
Di tengah tantangan zaman digital congklak hadir sebagai pilihan yang mendidik, menyenangkan dan penuh makna.*