Lebih penting lagi, kesuksesan ini mengantar Indonesia ke Piala Dunia U-17 2025 lewat jalur prestasi, bukan sebagai tuan rumah seperti pada 2023.
Artinya, Nova Arianto menjadi pelatih pertama yang membawa tim Indonesia ke putaran final Piala Dunia melalui jalan bertanding.
Sukses Garuda Muda tak semata soal semangat juang, tapi juga kecerdikan taktik.
BACA JUGA:Top Skor Piala Asia U-17, Evandra Bikin Arema FC Menyesal!
BACA JUGA:Mimpi Jadi Nyata: Zahaby Gholy Antar Indonesia Tembus Piala Dunia U17
Nova Arianto membuktikan kemampuannya meramu strategi berbeda untuk setiap lawan.
Melawan Korea Selatan, ia menyusun taktik bertahan disiplin yang sukses membuat frustrasi lawan.
Garuda Muda menang 1-0 meski hanya menguasai 39 persen bola, namun mereka mencatat 47 sapuan dan 26 tekel sukses — bukti dari pertahanan kokoh yang terorganisir.
Saat menghadapi Yaman, strategi berubah.
Indonesia tampil lebih agresif, menciptakan 11 peluang dengan 6 on target dan empat gol, termasuk tiga dari open play.
Ini menandai kematangan strategi menyerang dan klinisnya penyelesaian akhir.
Lawan Afghanistan, strategi kembali disesuaikan.
Meski melakukan rotasi pemain, Indonesia tetap dominan dengan 52 persen penguasaan bola dan delapan peluang yang dua di antaranya jadi gol.
Bahkan dua gol itu tercipta pada menit-menit akhir, menunjukkan mental baja dan daya tahan fisik tinggi.
Kini, Garuda Muda menghadapi tantangan baru: Korea Utara.
Lawan yang tak kalah tangguh dan tampil agresif, mirip gaya Korea Selatan.