Percepatan pembangunan ini didukung oleh Penyertaan Modal Negara (PMN) kumulatif sebesar Rp131,1 triliun yang diterima Hutama Karya hingga 2024.
Sebagai bagian dari strategi keberlanjutan, Hutama Karya juga melakukan asset recycling terhadap dua ruas JTTS, yakni Ruas Tol Bakauheni-Terbanggi Besar dan Ruas Tol Medan-Binjai, pada tahun 2023.
Langkah ini bertujuan untuk memperkuat arus kas perusahaan dan mempercepat penyelesaian proyek-proyek infrastruktur lainnya.
Pada tahun 2025, Hutama Karya akan terus berkomitmen mempercepat pembangunan infrastruktur nasional.
Beberapa program utama yang menjadi prioritas adalah:
Penyelesaian Jalan Tol Trans Sumatra tahap I dan sebagian tahap II.
Efisiensi biaya secara menyeluruh, termasuk biaya pokok pendapatan, biaya usaha, dan biaya keuangan.
Optimalisasi proyek KPBU dengan menjaga kesinambungan bisnis dan tata kelola perusahaan.
Peningkatan kualitas layanan infrastruktur yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Meskipun proyek ini memiliki prospek besar dalam mendorong konektivitas dan pertumbuhan ekonomi, sejumlah tantangan tetap harus dihadapi, seperti pembebasan lahan, pendanaan, dan koordinasi lintas sektor.
Hutama Karya terus berupaya menyelesaikan kendala-kendala tersebut melalui kerja sama dengan pemerintah dan masyarakat setempat.
"Kami berkomitmen menyelesaikan proyek ini sesuai target yang ditetapkan, dengan tetap memperhatikan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola yang baik," ujar Budi Harto.
Penyambungan ruas backbone Tol Trans Sumatra hingga Medan pada tahun 2031 menjadi tonggak penting dalam pembangunan infrastruktur nasional.
Proyek ini diharapkan memperkuat konektivitas, mempercepat distribusi logistik, dan mendorong pertumbuhan ekonomi di Sumatra.
Dengan dukungan penuh dari pemerintah dan kerja sama semua pihak, pembangunan JTTS diharapkan memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat dan perekonomian nasional.