"Mereka anggap kami sombong, tidak kenal deng. Tetangga sendiri dan macam-macam kata-kata pedas yang harus diterima," jelas Madi.
BACA JUGA:Pj Bupati Apriyadi Minta Perusahaan Perkebunan di Saling Jaga dan Patuh
BACA JUGA:Jalinsum Desa Gunung Meraksa OKU Amblas
Namun bagaimana lagi, tambahnya, aturan Pertamina tersebut tidak ada toleransi.
"Intinya kami tetap ingin usaha kami berjalan, jadi walaupun terkesan kejam terpaksa kami terapkan," katanya.
Pemberlakukan pembelian LPG dengan menggunakan KTP tersebut tambahnya, sebenarnya sudah lama.
"Waktu pastinya saya lupa, tapi itu mulai berlaku waktu setelah Covid-19 kalau tidak salah," pungkasnya. (yat)
Kategori :